Anda mungkin sudah sering mendengar sebelumnya, mengapa orang kaya cenderung menjadi lebih kaya, sementara banyak orang lainnya justru semakin terjebak dalam kesulitan keuangan.
Di artikel ini, saya akan menyoroti pada kebiasaan-kebiasaan mereka, yang membuatnya beranjak dari orang rata-rata, jadi kaya, lalu menjadi semakin kaya raya.
Bagaimana cara mereka meraihnya? Jawabannya mungkin tidak serumit yang Anda bayangkan.
Kita lihat dulu definisi kaya, dari sisi penghasilan.
Klasifikasi antara orang miskin dan kaya tidak sama di setiap negara.
Di Indonesia, perbedaan ini bisa dilihat dari pengeluaran harian hingga bulanan, sementara standar internasional cenderung menggunakan patokan penghasilan harian dalam dolar Amerika.
Menariknya, garis batas antara klasifikasi itu tak hanya mencerminkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga rentannya seseorang jatuh ke dalam kemiskinan.
Tabel ini memberikan gambaran klasifikasi ekonomi dari beberapa negara, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan definisi garis kemiskinan yang berbeda-beda di setiap negara.
Negara | Miskin (Penghasilan Tahunan) | Kaya (Penghasilan Tahunan) |
---|---|---|
Indonesia | Di bawah Rp 6,4 juta | Di atas Rp 71 juta |
Singapura | Tidak ada garis kemiskinan resmi | Di atas Rp 600 juta (S$53.000) |
Malaysia | Di bawah Rp 90 juta (RM 27.600) | Di atas Rp 326 juta (RM 100.000) |
China | Di bawah Rp 26 – 39 juta (CNY 12.000-18.000) | Di atas Rp 434 juta (CNY 200.000) |
AS | Di bawah Rp 410 juta (US$26.500) | Di atas Rp 3,9 miliar (US$250.000) |
Jadi, kalau sekarang Anda hidup di Indonesia, dan punya penghasilan tahunan di atas Rp 71 juta, Anda sudah dianggap kaya.
Lalu, apakah Anda sudah punya kebiasaan yang akan membuat Anda menjadi semakin kaya raya?
Kebiasaan-Kebiasaan Orang Kaya yang Membuat Mereka Semakin Kaya

Setelah meneliti kebiasaan ratusan orang kaya, dan membandingkannya dengan mereka yang berjuang pada kesulitan finansial, maka paling tidak, inilah10 perbedaan utama yang memisahkan mereka.
Ada beberapa perbedaan antara orang kaya dan miskin yang cukup jelas, namun ada juga yang cukup mengejutkan.
Perbedaan ini bukan tentang keberuntungan atau warisan, tetapi tentang pola pikir dan kebiasaan sehari-hari.
1. Hidup Sesuai Kemampuan
Orang kaya paham bahwa hidup melebihi kemampuan adalah jalan cepat menuju kesulitan finansial.
Mereka menghindari pengeluaran berlebihan dengan “membayar diri mereka di depan” terlebih dahulu. Mereka selalu memastikan untuk menyisihkan setidaknya 20% dari pendapatan bersih mereka untuk ditabung atau diinvestasikan. Sisanya, 80%, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebaliknya, mereka yang kesulitan secara finansial, hampir semuanya hidup di atas kemampuan mereka. Mereka menghabiskan lebih banyak dari yang mereka hasilkan, dan terjebak dalam lingkaran utang yang tak ada habisnya.
Mengatur anggaran rumah tangga yang sehat dan berkelanjutan sangat penting untuk mencapai stabilitas keuangan dan mendorong kekayaan di masa depan.
Cara Mengatur Anggaran Rumah Tangga Anda
1. Buat Anggaran yang Realistis
- Identifikasi Pendapatan: Hitung semua sumber pendapatan, termasuk gaji, bonus, dan pendapatan tambahan.
- Daftar Pengeluaran: Buat daftar pengeluaran bulanan yang mencakup kebutuhan pokok, cicilan, dan hiburan. Klasifikasikan pengeluaran menjadi kebutuhan primer (makanan, tempat tinggal), sekunder (pendidikan), dan tersier (hiburan).
2. Tabungan dan Investasi
- Dana Darurat: Alokasikan sekitar 10-30% dari pendapatan untuk dana darurat. Ini penting untuk menghadapi situasi tak terduga.
- Investasi: Sisihkan minimal 20% dari pendapatan untuk investasi jangka panjang seperti emas, obligasi, atau saham. Ini akan membantu membangun kekayaan di masa depan.
3. Pengeluaran Harian
- Makan: Alokasikan sekitar 15-20% dari anggaran untuk kebutuhan makanan, termasuk belanja bulanan dan makan di luar.
- Transportasi: Anggarkan sekitar 10% untuk biaya transportasi, baik itu bensin, transportasi umum, atau cicilan kendaraan.
- Hiburan: Sisihkan sekitar 5-10% untuk hiburan dan rekreasi. Ini penting untuk menjaga keseimbangan hidup.
4. Pembayaran Utang
Jika memiliki utang, prioritaskan pembayaran utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu. Usahakan agar total utang tidak lebih dari 30% dari pendapatan bulanan.
5. Evaluasi Berkala
Lakukan evaluasi setiap bulan untuk meninjau pengeluaran dan menyesuaikan anggaran sesuai kebutuhan. Ini membantu memastikan bahwa anggaran tetap relevan dan efektif.
Contoh Pengaturan Anggaran Bulanan (Rp 10 Juta)
Kategori | Persentase | Jumlah (Rp) |
---|---|---|
Pendapatan Total | 10,000,000 | |
Tabungan & Investasi | 30% | 3,000,000 |
Dana Darurat | 10% | 1,000,000 |
Makan | 20% | 2,000,000 |
Transportasi | 10% | 1,000,000 |
Hiburan | 5% | 500,000 |
Kebutuhan Lainnya | 25% | 2,500,000 |
Total | 100% | 10,000,000 |
Dengan mengikuti struktur ini, Anda dapat mengelola keuangan rumah tangga secara efektif sambil membangun kekayaan di masa depan. Pastikan komunikasi terbuka dengan anggota keluarga mengenai keuangan untuk mencapai tujuan bersama.
2. Jangan Berjudi
Banyak orang suka membayangkan menang lotere dan langsung menjadi kaya raya. Sayangnya, kebiasaan ini lebih sering membawa kebangkrutan. Sebanyak 77% dari mereka yang kesulitan finansial bermain lotere setiap minggu, sedangkan hampir tidak ada orang kaya yang melakukannya.
Orang kaya “menciptakan keberuntungan” mereka sendiri dengan investasi cerdas, bukan mengandalkan peluang kecil seperti berjudi.
3. Belajar Setiap Hari
Orang kaya tahu bahwa pengetahuan adalah kekuatan.
Sebanyak 88% dari mereka membaca minimal 30 menit setiap hari, bukan hanya untuk hiburan, tetapi untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam bidang karier atau bisnis. Itu membantu mereka melihat lebih banyak peluang, dan mengubah peluang tersebut menjadi keuntungan finansial.
- 63% mendengarkan buku audio saat bepergian.
- 79% membaca materi pendidikan terkait karier.
- 55% membaca untuk pengembangan pribadi.
- 58% membaca biografi orang sukses.
- 94% membaca berita terkini.
- 51% membaca sejarah.
- Hanya 11% yang membaca untuk hiburan semata.
Selain membaca, Anda juga bisa mendengarkan podcast, atau menonton video (YouTube), dengan topik-topik yang akan menambah pengetahuan Anda.
“Reading is essential for those who seek to rise above the ordinary.”
– Jim Rohn
4. Kurangi Waktu di Depan TV dan Gadget
Berapa banyak waktu berharga yang hilang di depan screen?
75% orang kaya menonton TV kurang dari satu jam sehari, dan hampir sebanyak itu, 62% menghabiskan kurang dari satu jam sehari di internet (kecuali untuk pekerjaan).
Waktu luang mereka lebih banyak digunakan untuk hal produktif seperti mengembangkan diri, berjejaring, atau mengejar tujuan jangka panjang.
Sebaliknya, 77% dari mereka yang kesulitan finansial menghabiskan lebih dari satu jam sehari menonton TV, dan 74% menghabiskan lebih dari satu jam sehari di internet untuk hiburan.
5. Mengontrol Emosi
Tidak setiap pemikiran harus diucapkan. Tidak setiap emosi harus diekspresikan.
Ketika Anda berbicara tanpa filter, Anda berisiko melukai orang lain.
Orang kaya sangat bijak dalam mengontrol apa yang mereka katakan dan lakukan.
Sebanyak 94% dari mereka menyaring emosi mereka, sebelum bertindak atau berbicara. Mereka tahu bahwa emosi yang tidak terkendali dapat merusak hubungan profesional dan pribadi.
Sebaliknya, 69% orang yang mengalami kesulitan finansial, sering kali terjebak dalam kebiasaan “bicara dulu, pikir belakangan.”
Tunggu hingga Anda tenang, berpikirlah sebelum mengungkapkan pikiran Anda.
6. Menetapkan Tujuan, Bukan Sekedar Berharap
Anda tidak bisa mengendalikan hasil dari harapan, tetapi Anda bisa mengendalikan hasil dari tujuan.
Orang kaya tahu bahwa hanya berharap tidak akan membawa hasil. Mereka menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik, lalu bekerja keras untuk mencapainya. Sebanyak 70% dari mereka mengejar setidaknya satu tujuan besar setiap tahun.
Bandingkan dengan hanya 3% dari mereka yang berjuang secara finansial yang melakukan hal serupa.
Misal:
Jika Anda ingin pensiun dengan Rp 3 miliar pada usia 65 tahun, mulailah berinvestasi Rp 5 juta per bulan pada usia 25 dengan asumsi ROI rata-rata 7%. Dengan konsistensi, Anda bisa mencapai tujuan tersebut.
7. Hindari Penundaan
Penundaan adalah musuh kesuksesan.
Orang kaya memahami bahwa menunda pekerjaan dapat merusak kualitas, mempengaruhi kepuasan klien, dan merusak hubungan. Untuk mengatasi penundaan, mereka membuat daftar tugas harian dan berkomitmen untuk menyelesaikan setidaknya 70% dari daftar tersebut setiap hari.
Berikut adalah 5 strategi untuk menghindari sikap suka menunda-nunda:
- Buat daftar tugas harian.
- Miliki “lima kegiatan harian” yang mendekatkan Anda pada tujuan besar.
- Tetapkan batas waktu yang ketat.
- Cari mitra akuntabilitas, yaitu orang yang Anda percayai untuk membantu Anda menindaklanjuti komitmen atau tujuan yang Anda buat.
- Gunakan afirmasi “lakukan sekarang.”
Anda juga bisa mendapatkan e-book gratis dari saya: Zero Procrastination – Berubah Dari Jago Menunda Menjadi Super Produktif. Buku itu saya susun dari pengalaman pribadi, dan berbagai sumber, terutama dari buku The Effective Executive dari Peter Drucker.
8. Jangan Mudah Menyerah
Orang-orang kaya memiliki tiga kunci utama yang membedakan mereka dari yang lain: fokus, ketekunan, dan kesabaran.
Ketiganya bekerja seperti tim yang solid, saling mendukung dan menjaga agar tujuan tetap dalam jangkauan.
- Fokus membantu mereka tetap berada di jalur, terhindar dari gangguan yang bisa membuat mereka tersesat.
- Ketekunan memberi mereka kekuatan untuk terus melangkah meskipun tantangan datang bertubi-tubi.
- Dan yang paling penting, kesabaran membuat mereka sadar bahwa pencapaian besar tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui proses panjang yang memerlukan waktu.
Di sisi lain, mereka yang sering mengalami kesulitan finansial, cenderung mengambil langkah sebaliknya. Begitu menghadapi hambatan, mereka cepat merasa putus asa dan akhirnya menyerah. Padahal, jika mereka bisa bersabar sedikit lebih lama, mungkin saja kesuksesan sudah ada di depan mata.
9. Bicara Lebih Sedikit, Dengarkan Lebih Banyak
Orang kaya tahu bahwa komunikasi yang efektif dimulai dari mendengarkan.
Mereka mendengarkan lima kali lebih banyak daripada berbicara. Dengan mendengarkan, mereka belajar lebih banyak tentang orang lain dan peluang baru.
Orang-orang sukses, terutama yang kaya, dikenal sebagai komunikator yang ulung. Salah satu alasan utama mereka begitu mahir dalam hal ini adalah karena mereka pendengar yang baik.
Ketika Anda benar-benar mendengarkan, Anda memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara, berbagi cerita, dan menyampaikan pandangan mereka.
Ini bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga membuka peluang untuk belajar lebih banyak tentang kebutuhan, keinginan, dan masalah orang lain.
Semakin banyak yang Anda ketahui tentang mereka, semakin baik Anda dapat membantu atau memberikan solusi yang tepat.
Bagi mereka yang memiliki kemampuan finansial yang kuat, kemampuan ini menjadi salah satu kunci sukses mereka, membangun relasi yang kuat dengan memahami lebih dulu sebelum memberikan jawaban.
Sama seperti seorang pengusaha yang memahami pasar sebelum membuat keputusan besar, mendengarkan dengan cermat memberi Anda perspektif yang lebih jelas.
Inilah yang membedakan orang sukses dari yang lain: mereka tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan bijaksana.
“Most people do not listen with the intent to understand; they listen with the intent to reply.”
– Stephen Covey
10. Milikilah Mentor
Sebanyak 93% orang kaya yang memiliki mentor, mengakui bahwa kesuksesan mereka tidak terlepas dari peran penting mentor tersebut.
Mentor berfungsi sebagai panduan, seseorang yang sudah menempuh jalan yang Anda tuju, sehingga mereka tahu persis apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
Ini seperti memiliki peta dalam perjalanan menuju kesuksesan, lebih cepat, lebih efisien, dan tentu saja, lebih sedikit risiko tersesat.
Salah satu langkah terbaik dan paling sederhana untuk mempercepat pencapaian kekayaan adalah dengan menemukan seorang mentor.
Mereka tidak hanya memberi Anda ilmu berharga, tetapi juga pengalaman langsung yang tidak bisa Anda dapatkan dari buku atau teori semata.
Mentor membantu Anda menghindari jebakan umum, memberikan saran yang konkret, dan yang terpenting, mereka mendukung pertumbuhan Anda secara aktif. Dengan panduan mereka, Anda bisa lebih fokus dan percaya diri dalam mengambil langkah menuju tujuan besar Anda.
Jadi, jika Anda tahu apa yang ingin dicapai, langkah berikutnya adalah mencari seseorang yang sudah mencapainya. Dengan begitu, Anda tidak hanya belajar dari keberhasilan mereka, tetapi juga dari kesalahan mereka, yang mungkin bisa menghemat waktu dan usaha Anda dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Takeaways
“Success is not a big step in the future, success is a small step taken right now.”
– Jonatan Mårtensson
Jika Anda ingin mengubah kondisi keuangan Anda, mulailah dengan mengubah kebiasaan.
Kesuksesan finansial tidak datang dengan sendirinya, dan tidak ada jalan pintas untuk mencapainya.
Orang-orang kaya tidak tiba-tiba menjadi kaya, melainkan melalui serangkaian kebiasaan yang mereka bangun dari waktu ke waktu, kebiasaan yang lahir dari disiplin, kerja keras, dan perencanaan yang matang.
Setiap langkah kecil menuju kebiasaan yang lebih baik adalah investasi dalam diri Anda sendiri.
Mungkin itu berarti menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, belajar tentang investasi, atau mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Kebiasaan kecil ini mungkin terlihat sepele di awal, tetapi ketika diterapkan secara konsisten, dampaknya akan terasa luar biasa seiring berjalannya waktu.
Jadi, daripada berfokus pada perubahan besar secara instan, mulailah dengan langkah kecil.
Terapkan kebiasaan-kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. Sedikit demi sedikit, Anda akan melihat perubahan yang nyata, tidak hanya dalam keuangan Anda, tetapi juga dalam cara Anda menghadapi tantangan hidup.
Kekayaan sejati adalah hasil dari proses yang panjang dan penuh kesabaran, dan kebiasaan yang tepat adalah fondasi dari perjalanan itu.
Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.