Beberapa kabar di beberapa pekan terakhir ini, adalah pesan untuk para founder startup bahwa saat-saat indah mungkin sudah berakhir.

Sequoia Capital, raksasa ventura yang dikenal dengan investasinya pada raksasa teknologi seperti Apple, Uber, dan Google, membagikan presentasi 52 slide kepada 250 founder pada 16 Mei 2022 lalu, melalui Zoom, yang memperingatkan “masa sulit” tentang ketidakpastian bagi pasar ventura, yang disebabkan oleh inflasi, situasi pasar, dan masalah geopolitik

Mereka menyarankan kepada pada founder, untuk memperpanjang runway mereka, dengan memeriksa ulang dan memangkas biaya-biaya yang berlebih.

Sinyal bendera merah ini juga dikeluarkan oleh akselerator startup, Y Combinator, yang mengeluarkan sentimen serupa kepada perusahaan portofolionya.

“Tidak ada yang bisa memprediksi seberapa buruk ekonomi akan terjadi, tetapi hal-hal tidak terlihat baik,” tulis YC dalam sebuah surat yang dikirim kepada para founder di portofolionya, minggu lalu, yang berjudul “Kemerosotan Ekonomi”.

“Langkah yang aman adalah merencanakan yang terburuk,” katanya.

Dan, awal bulan Mei 2022 lalu, SoftBank juga mengumumkan akan menjadi jauh lebih selektif dalam investasi, setelah mengumumkan kerugian US $27,7 miliar pada investasi di Vision Fund untuk tahun fiskal yang baru saja berakhir.

Gelembung Startup Dan Fluktuasi Pasar

Penurunan nilai pasar adalah masalah saat ini yang sedang berlangsung.

Itu terkait inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan ketegangan geopolitik, yang semuanya itu membuat para investor bingung, sehingga uang modal ventura lebih sulit didapat.

Investor di pasar publik dan swasta, sepertinya juga akan mengubah beberapa metrik yang mereka gunakan untuk menilai perusahaannya, yang itu sebelumnya adalah gowth tinggi, menjadi fokus pada cashflow dan profitabilitas yang kuat.

Maka, untuk mengikutinya, perusahaan-perusahaan di sektor ini akan lebih berhati-hati, dan bahkan menghentikan “membakar uang” mereka, untuk menenangkan hati para investor, serta menghemat uang cash di pasar yang sedang ketat ini, dimana modal menjadi jauh lebih mahal.

Gelembung Startup Dan Gelombang PHK

Banyak perusahaan teknologi memperlambat atau membekukan perekrutan, bahkan memberhentikan karyawan, dan langkah-langkah mereka ini tampaknya semakin cepat dijalankan.

Sejak April 2022 lalu, data Crunchbase menunjukkan bahwa lebih banyak PHK terjadi di bulan-bulan ini, daripada sejak pandemi pada tahun 2020. Ini terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sayangnya bagi karyawan, hal ini terjadi setelah banyak perusahaan teknologi secara signifikan menambah tenaga kerja mereka saat pandemi lalu, terutama di sektor-sektor seperti ritel online, dan teknologi untuk bekerja dari rumah.

Namun, tidak semua malapetaka dan kesuraman terjadi.

Prospek pekerjaan di sektor teknologi masih cerah dalam jangka panjang.
Jumlah pekerjaan teknologi, termasuk pengembang web dan perangkat lunak, diperkirakan akan terus bertambah dalam dekade berikutnya.

Hanya saja, dalam beberapa kuartal ke depan, mungkin masih tidak stabil bagi mereka yang ada di industri ini.

Drama Gelembung Startup

Ini sebuah cerita drama tentang dunia startup, yang mungkin saja bisa mewakili apa yang sekarang sedang ramai terjadi.

Mari kita simak…

Para lakon di dunia startup ini biasanya terdiri dari 3 pihak :

Panggun Startup - Drama 3 Lakon

1. Orang yang ingin masuk ke dunia startup

Si Bre, orang ini bisa jadi dimotivasi oleh keinginan yang mendalam untuk mengimplementasikan idenya, yang menurut dia memiliki banyak potensi.

Atau, paling buruk, dia melakukannya hanya karena ingin dianggap keren, atau dia ingin membuat orang lain terkesan.

Saya sama sekali tidak menghakimi orang-orang yang terjun ke dunia startup.

Saya hanya ingin mengatakan, bahwa mereka itu adalah manusia, dan yang namanya manusia itu punya motivasi yang bermacam-macam.

Nah, tergantung pada apa yang memotivasinya, maka dia akan melakukan upaya bisnisnya itu dengan usaha yang sungguh-sungguh, atau hanya sekedarnya, ya berdasarkan itu.

2. Orang yang ingin menginvestasikan kelebihan uangnya

Ketika Mr. Masasison, orang kaya (investor dalam cerita drama ini), dihadapkan pada startup yang meminta uang, kemungkinan besar dia akan merespon dengan dua cara :

  • Pertama, dia bisa menilai ide startup itu, dan melihat apakah masuk akal baginya untuk berinvestasi ke dalamnya. Jika dia melakukannya, maka berarti dia percaya akan ide itu.
  • Dan yang kedua, kisah-kisah orang lain yang menjadi kaya raya karena berinvestasi telah menghiasi benaknya, dan dia takut ketinggalan (FOMO). Maka, dia ingin berinvestasi dalam hal apa saja. Pokoknya dia hanya ingin kaya raya seperti para investor dalam kisah-kisah itu.

Mari kita lanjutkan cerita drama ini…

Keberhasilan sebuah startup, juga tergantung pada apakah orang yang mendanainya berhati-hati dengan uangnya atau tidak.

Lihatlah bagan matrix ini yang menggambarkan situasi startup secara umum.

Matrix Startup

Zona pertama (hijau) adalah apa yang ingin kita semua lihat ketika kita berpikir tentang startup.

Tapi, ada zona abu-abu dan biru juga, yang itu cukup banyak terjadi.

Nah, agar gelembung startup meledak, kita harus berada di zona merah.

Pertanyaannya, “Apakah kebanyakan startup berada di zona merah saat ini ?”

Saya tidak akan secara cepat menyimpulkan untuk mengatakan bahwa banyak startup berada di zona merah…

Anak-anak muda dan para founder yang pernah saya temui, sangat bersemangat dengan ide-ide mereka, dan banyak dari mereka yang memiliki kegigihan untuk bertahan, mengatasi masalah-masalah yang datang, untuk mendapatkan hari-hari berikutnya yang cerah.

Oiya, mereka juga sebagian terbantu oleh hal-hal ini :

  • Internet yang semakin baik, pesatnya pertumbuhan e-commerce, majunya teknologi keuangan, dan juga tren teknologi secara umum, memungkinkan ide-ide gila untuk dikomersialkan
  • Kesadaran dan dukungan dari pemerintah bagi startup telah meyakinkan mereka untuk mengambil risiko yang lebih besar.

Dan…, kita bahkan belum membicarakan kuda hitam dalam dunia startup ini, yaitu…

3. Orang yang mempertemukan keduanya

Perkenalkan Mas Choy ini :

Adalah tugasnya untuk menghubungkan ide yang luar biasa dengan kantong penuh uang.

Uraian tugasnya meliputi :

  • Memeriksa latar belakang si pemilik ide, untuk melihat apakah ia memiliki kemampuan untuk mempertahankan idenya itu dengan segala cara.
  • Mengevaluasi ide atas nama investor, dan melihat apakah masuk akal untuk berinvestasi dalam ide ini.
  • Membantu merumuskan rencana bisnis yang layak, dan kemudian menawarkannya kepada investor, untuk meyakinkan dia bahwa itu sepadan dengan uangnya.

Konfliknya adalah, dia hanya mendapatkan uang (fee) jika uang itu benar-benar diinvestasikan.

Pertanyaan lagi,

Akankah dia berdiri pada posisi yang benar, dan memastikan bahwa hanya ide terbaik yang lolos ?

Atau, akankah dia mengajukan apapun yang datang kepadanya, untuk membuat fee yang “terjustifikasi”, tanpa memvalidasi ide dengan benar ?

Bapak Ibu dan saudara-saudari sekalian, kita tidak menyadari betapa besar “kekuasaan” ada di tangannya…

Jika boleh saya katakan, terjadi atau tidak terjadinya ledakan gelembung startup nanti, sebagian besar bergantung pada Mas Choy ini.

Orang seperti Mas Choy ini, biasanya merupakan rekanan (associate), atau tergabung dalam Angel Network.

Angel Network adalah sekelompok angel investor yang telah terorganisir untuk berinvestasi secara kolektif, beroperasi lebih efektif, dan saling memberikan feedback.

Angel Network kerap bertemu untuk mendengarkan presentasi dari para pengusaha, setelah itu mereka mereview proposal bisnis itu, dan membuat keputusan tentang investasi.

Akhir Drama Gelembung Startup

Jika Anda seorang pengusaha, apalagi yang kawakan, Anda pasti tahu persis bahwa tidak ada bisnis yang tidak mengalami pasang surut.

Apapun itu, mulai dari toko kelontong, pedagang beras, rumah makan padang, perusahaan nasional, multinasional, BUMN, hingga perusahaan over the top seperti Apple, Google pun pasti pernah mengalami surut, bahkan kegagalan.

Tidak ada jaminan bahwa sektor bisnis tertentu akan aman dari kegagalan.

Sedangkan, untuk kisah sukses startup yang luar biasa, kita memerlukan :

  • Ide dan eksekusi yang luar biasa
  • Investor yang pintar dan berhati-hati
  • Angel Network yang masuk akal

Jika salah satu dari itu gagal, startup tidak akan berhasil.

Jika semua itu gagal, yah… kita mungkin akan menyaksikan ledakan gelembung startup.

Anda boleh berharap itu tidak sampai terjadi.

Oh iya, tentang Mas Choy ? Anda harus membaca ini…

Suatu ketika di sebuah desa, ada desas-desus bahwa ada tambang emas besar di bawah gunung. Semua orang mulai menggali gunung dengan harapan menemukan emas. Dari sejumlah orang tersebut, beberapa orang benar-benar menemukan emas, dan beberapa gagal. Namun, ada satu orang yang menghasilkan banyak uang, yaitu orang yang menjual alat untuk menggali !

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Cara Mudah Membuat Product Roadmap
Read More

Cara Mudah Membuat Product Roadmap

Jika saat ini kamu sedang bekerja membangun startup, bayangkan saat ini kamu berada di belantara jutaan perusahaan di dunia, dengan milyaran produk dan layanan. Agar punyamu terlihat menonjol dan berkilau, salah satu dari sekian banyak yang harus kamu pelajari dan kerjakan adalah membuat peta jalan produk ( product roadmap). Ini panduan lengkapnya…
Read More
7 Fase Discovery Proyek
Read More

7 Fase Discovery Untuk Menyelamatkan Startup Anda dari Kegagalan

Banyak founder startup yang semula sangat bersemangat, terpaksa harus kecewa ketika “aplikasi yang menjanjikan” mereka gagal mengesankan user. Namun, mereka yang melakukan proses discovery, memiliki tingkat keberhasilan yang meningkat secara signifikan. Fase discovery membantu Anda untuk menentukan anggaran, mengoptimalkan biaya, mengembangkan strategi, dan waktu tersingkat untuk masuk ke pasar, yang pada akhirnya akan membuat startup Anda berada di jalur tepat menuju kesuksesan
Read More