Kewirausahaan mungkin memang bukan untuk semua orang, dan itu oke-oke saja. Saya kenal banyak orang berbakat, super pintar, berdedikasi dan pekerja keras yang bukan pengusaha.

Secara statistik, di seluruh dunia, rasio jumlah pelaku wirausaha memang jauh lebih kecil daripada jumlah populasinya. Terbesar adalah Amerika Serikat 12%, lalu Jepang 11%, dan China 10%. Di Asia Tenggara, Singapura 7%, Malaysia 5%. Sedangkan jumlah wirausaha di Indonesia saat ini memliki rasio yang jauh lebih rendah lagi, yaitu 3,5% dari jumlah penduduk.

Haruskah Kamu Menjadi Pengusaha ?

Kamu tahu sepeda ini ?

Lalu ini ?

Keduanya mempunyai ukuran yang relatif sama. Keduanya sama-sama mempunya roda.
Tetapi yang satu lebih cepat dan efisien dibandingkan yang lainnya.

Apa perbedaannya ?

Sepeda pertama mempunyai single gear:

Sedangkan yang kedua mempunyai multiple gears :

Hasilnya ?

Kecepatan sepeda pertama dibatasi pada kemampuan pengendara mengayuh sepeda (Zero Leverage)

Sedangkan konfigurasi gear sepeda kedua mampu melipatgandakan kemampuan pengendara mengayuh, dan akan membuahkan kecepatan dengan hasil yang mengagumkan. (Huge Leverage)

Sekarang pertanyaannya, haruskah kamu menjadi seorang pengusaha ?

Jika kamu ingin meningkatkan keuntungan / rasio kerja, kamu harus mempertimbangkan kewirausahaan. Pengusaha mampu melipatgandakan jam kerja mereka dengan cara yang tidak terbatas.

Inilah perbedaan utamanya :

  • Karyawan biasanya bekerja dengan rumus : skill x waktu = Gaji.
    Satu-satunya cara untuk meningkatkan hasil adalah dengan meningkatkan nilai keahlian mereka, atau “menjual” lebih banyak waktu. (Ini dicontohkan oleh sepeda pertama dengan leverage nol)
  • Pengusaha memiliki akses ke berbagai resources, seperti mesin, sistem, dan proses. Termasuk waktu, keahlian, dan sumber daya orang lain, untuk memaksimalkan hasil. (Leverage tidak terbatas, seperti sepeda kedua)

Apakah Kamu Layak Menjadi Pengusaha ?

Menjadi pengusaha tidak hanya tentang menghasilkan uang, ini tentang menjalani hidup kamu dengan cara yang lebih menantang dan menarik. Tetapi, menjadi pengusaha tidaklah cukup hanya dengan bermodal semangat itu saja.

Seperti segala sesuatu dalam hidup, menjadi pengusaha juga memiliki pros dan cons.

Jika kamu ingin menciptakan jalanmu sendiri, bersedia mengambil risiko saat keluar dari zona nyamanmu, saya percaya itu akan sepadan.

Jika kamu bersedia menerima 8 hal ini, kamu sudah memenuhi syarat awal untuk menjadi seorang pengusaha :

1. Menjalani gaya hidup yang kebanyakan orang tidak mau

Kebanyakan pengusaha berjuang secara finansial pada awalnya. Mereka tidak mengambil gaji apa pun saat melakukan bootstrap (pendanaan sendiri), terhadap perusahaan mereka, dan mencoba mencari cara untuk menarik pelanggan.

Ini berarti kamu akan menjalani gaya hidup dengan gaji rendah, atau bahkan tanpa gaji, dengan harapan suatu hari nanti perusahaan kamu akan sukses.

Kebanyakan orang yang saya kenal tidak bersedia melakukan ini.

2. 90% waktumu akan dihabiskan untuk menghadapi kegagalan

Kegagalan di sini tidak cuma berarti kegagalan total, atau kebangkrutan perusahaanmu. Ini bisa juga berarti tentang kegagalan produk, gagalnya pemasaran, pelanggan sedikit, masalah dengan anggota tim, dll.

Sebagian besar waktu dari menjadi pengusaha dan membangun perusahaan baru, adalah melakukan proses yang berulang-ulang dalam eksekusi, selalu belajar, dan terus berusaha meningkat. Itu berarti kamu harus memiliki toleransi yang sangat tinggi untuk gagal dan memiliki kemampuan untuk melihat kegagalan sebagai sebuah pengalaman belajar.

3. Mengambil resiko besar tanpa mengetahui semua informasi

Sebagai seorang pengusaha, kamu harus punya tekad yang membara di dalam dirimu, yang mampu mendesak kamu untuk melakukan tindakan-tindakan, sebelum semua informasi lengkap tersedia. Pokoknya dikerjakan dulu agar sampai di titik tersebut.

Namun, hal ini mempunyai risiko besar dalam membangun sesuatu yang misalnya, terlalu dini untuk memasarkan produkmu, cara-cara mu sama sekali tidak praktis, atau produkmu bahkan tidak diminati oleh banyak orang.

4. Harus memecat orang saat kamu sadar mereka tidak kompeten

Salah satu hal tersulit bagi pengusaha adalah membangun tim awal mereka. Orang yang mungkin tampak cocok dan kompeten selama proses wawancara, mungkin ternyata berkinerja buruk atau tidak cocok untuk pelanggan / produk / tim / perusahaan / merek / dll.

Kamu harus siap untuk memecat orang (bahkan mereka yang menjadi temanmu) untuk memastikan kelangsungan perusahaan / ide kamu, dan meningkatkan nilai bagi pelanggan kamu.

5. Bekerja 12 jam sehari dan menghabiskan 12 jam lainnya memikirkan perusahaanmu

Salah satu perbedaan terbesar antara pengusaha dan karyawan adalah tentang yang satu ini.

Seorang karyawan mungkin akan bekerja keras sepanjang hari, memecahkan masalah, berusaha keras untuk menciptakan value bagi tim, perusahaan, dan pelanggan. Namun, mereka tidak akan seperti pengusaha, yang mungkin bisa melalui malam-malamnya dengan sedikit, atau bahkan tanpa tidur (mengkhawatirkan tentang tingkat akuisisi pelanggan, atau penggajian, atau persaingan, dan lain-lainnya).

Sebagai pengusaha, kamu akan menghabiskan banyak waktu dan uang, serta risiko pribadi yang diinvestasikan dalam usaha ini, dan kamu ingin memastikan kamu sukses.

6. Kamu akan terus mendengar orang mengatakan bahwa kamu gila karena melakukan apa yang kamu lakukan

Seorang pengusaha memilih untuk mengatur jadwalnya sendiri, dan menjadi seorang pemimpin. Kamu memilih untuk mengambil jalan yang hanya diambil oleh sedikit orang lain, dan itu berarti sebagian besar orang di lingkaran kamu tidak tahu atau mengerti apa yang sedang kamu lakukan.

Meskipun mereka mungkin memiliki nasihat yang berharga, tetapi penting buat kamu untuk bisa tidak selalu menghiraukan hal tersebut. Jangan juga lantas bersikap arogan, tetapi kamu harus memiliki kekuatan secara psikologis untuk menghadapi suara-suara yang tidak setuju setiap harinya, mengambil apa yang berharga, dan mengabaikan sisanya.

7. Menghadapi penolakan hampir sepanjang waktu

Penolakan bisa datang dari pelanggan, investor, atau bahkan pasar. Jika kamu tidak bisa menghadapi penolakan, maka kamu tidak bisa menjadi pengusaha. Penolakan adalah hal yang membentuk karakter kamu dan perusahaanmu di tahap-tahap awal.

8. Memotivasi tim kamu ketika menghadapi rintangan dan situasi yang buruk

Bahkan saat menghadapi semua hal di atas, kamu perlu memiliki kekuatan diri dan keterampilan dalam kepemimpinan, untuk terus memotivasi tim kamu, dan membuat mereka terus berjalan menuju tujuan perusahaan.

Apakah Kamu Layak ?

Kamu akan belajar banyak dengan mencoba hal-hal yang tidak dilakukan orang lain. Kamu akan tumbuh sebagai pribadi kuat, dan jika kamu bekerja keras, serta memohon pertolongan Allah, kamu akan mencapai apa yang menjadi impian tertinggi bagi orang lain (tetapi mereka tidak mengambil tindakan apa pun).

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.


Free 3 Kunci Miliarder Sukses



Kode Voucher Diskon 50% : CGPT50

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Membangun Bisnis Digital Bukan Startup
Read More

Membangun Bisnis Digital Bukan Startup

Ada begitu banyak hype seputar startup, sehingga semua orang ingin orang lain berpikir, bahwa itulah yang sedang mereka bangun. Problemnya terjadi ketika Anda tidak benar-benar paham, lalu masuk dalam hype itu. Lalu, ketika itu tidak tepat untuk bisnis yang sedang Anda bangun, maka bisa jadi itu tidak hanya membuang-buang waktu Anda, tapi juga bisa membunuh bisnis Anda yang sebetulnya bagus. Jadi, bagaimana cara membangun bisnis digital yang bukan startup ?
Read More
Bagaimana Cara Mendapatkan Mentor?
Read More

Bagaimana Cara Mendapatkan Mentor?

Sebanyak 76% profesional yang bekerja, percaya bahwa seorang mentor penting untuk pertumbuhan, tetapi ternyata, lebih dari 54% tidak memiliki hubungan dengan mentor. Penelitian dengan jelas mengungkapkan, bahwa orang-orang yang punya mentor, memiliki kinerja yang lebih baik, kemajuan dalam karir mereka lebih cepat, dan bahkan mengalami lebih banyak kepuasan dalam kehidupan pekerjaannya. Tetapi, seringkali banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara mendapatkan mentor, atau cara menjalin hubungan dengan mentor.
Read More