Ini adalah cover majalah Forbes pada tahun 2007, yang melambungkan rasa bangga manajemen Nokia saat itu.
Tidak ada yang bisa menantang raja ponsel Nokia. 1 milyar pengguna !
Di tahun yang sama, CEO Apple, Steve Jobs mengatakan kalimat yang terkenal ini pada Macworld convention, di depan banyak orang.
“Hari ini kami memperkenalkan tiga produk revolusioner. Yang pertama adalah ipod dengan layar sentuh. Kedua adalah ponsel yang revolusioner. Dan yang ketiga adalah terobosan internet pada perangkat komunikasi. Jadi, tiga hal: Ipod, telepon, dan komunikator internet. Tahukah Anda ? Ini bukan tiga perangkat terpisah, ini satu perangkat…dan kami menyebutnya..iPhone”
“Hari ini Apple menemukan telepon kembali,” lanjutnya.
—
Pada tahun 2007 yang sama, Android versi pertama dirilis ke publik, lalu tahun 2008, OS Android 1.0 resmi digunakan pada ponsel untuk pertama kalinya.
Selanjutnya adalah sejarah…
Apple dan android (Google), tidak hanya menciptakan kembali telepon. Mereka mendisrupsi pasar seluler dan menjadi smartphone paling populer dan dicari di planet ini.
iPhone dan Android, sang pendatang baru yang dianggap remeh, membuat raja ponsel Nokia jatuh terjungkal dari tahtanya !
Di tahun 2022 ini, Google dengan android-nya bernilai US 1.8 triliun, sedangkan Apple menjadi perusahaan pertama yang bernilai US $3 triliun, lebih besar dari PDB Inggris ( US $ 2,76 triliun), dan mendekati PDB Jerman $ 3,85 triliun.
Jatuhnya Nokia memang tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu jawaban sederhana.
Permasalahannya kompleks, mulai dari keputusan manajemen, struktur organisasi yang tidak berfungsi, birokrasi yang rumit, dan persaingan internal.
Kisah Nokia menggambarkan sikap umum pada perusahaan yang sudah sukses.
Mereka cenderung bersikap konservatif dan angkuh, yang seiring waktu akan menghilangkan kewaspadaan, kemudian mengarah pada keputusan strategis yang buruk.
Semua hal itu mengalihkan perhatian Nokia dari cepatnya perkembangan di luar. Persaingan tidak lagi berbasis produk, tapi beralih ke platform.
Saat awal merintis, perusahaan sangat menerima ide dan eksperimen baru untuk memacu pertumbuhan.
Namun, sukses membuat mereka menjadi kurang inovatif dan cenderung menghindari risiko.
Inilah hal yang sangat penting diperhatikan bagi perusahaan yang ingin terus berkelanjutan, menghindari salah satu ancaman terbesar bagi masa depan mereka : kesuksesan.
Tidak ada apapun atau siapapun yang terlalu besar untuk jatuh.
Termasuk Apple dan Google sekarang.
Inovasi adalah kunci utama pada eksploitasi dan eksplorasi di perusahaan.