Waduh! Ternyata Influencer Favoritmu Sudah Terbeli Jiwanya

Pada generasi di mana semua orang terhubung lewat internet, informasi mengalir deras sekali. Opini publik pun gampang dibentuk. Tidak cuma politisi atau pejabat yang punya kuasa untuk mempengaruhi orang, influencer juga punya peran besar. Bahkan, orang awam pun bisa kena imbasnya.

Influencer yang tadinya kamu anggap panutan, ternyata bisa saja “terbeli”. Demi cuan, mereka rela jual integritasnya. Mirisnya lagi, banyak netizen yang nge-fans sama mereka, jadi ikut-ikutan tanpa mikir panjang. Mereka terbuai sama ilusi “deket” sama idolanya, jadi gampang sekali kena pengaruh, meskipun opini yang dikasih nggak sesuai fakta atau logika.

boneka kekuasaan

Mengapa orang bisa terbeli?

Alasannya macem-macem. Ada yang butuh duit, ada yang ambisius pengen terkenal, ada juga yang takut kehilangan “privilege”. Ada juga yang kena tekanan atau ancaman, jadi merasa nggak punya pilihan lain. Bahkan, ada yang kena tipu sama janji-janji manis atau manipulasi.

Mereka yang “terbeli” ini jadi kayak boneka yang digerakkan untuk tujuan tertentu. Omongan mereka sudah seperti template, penuh logical fallacy, dan diatur sedemikian rupa biar bisa membentuk opini publik.

Parahnya lagi, mereka yang “terbeli” ini seringkali tidak peduli sama kebenaran. Duit jadi dewa buat mereka, mengalahkan integritas dan prinsip moral. Omongan mereka juga sering beda sama kelakuannya, yang penting dapet duit, cara apapun halal buat mereka.

Ini menjadi pengingat, bahwa kekuasaan dan uang bisa merusak siapa saja, tanpa pandang bulu.

Sebagai masyarakat, kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan berpikir kritis.
Jangan mudah terpengaruh oleh narasi yang dibangun oleh pihak-pihak tertentu, termasuk influencer.

Junjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan integritasmu, agar tidak terjebak dalam permainan kotor kekuasaan.


Kode Voucher Diskon 50% : CGPT50

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like

Kisah Apple-Microsoft: Bersaing Tidak Harus Dengan Saling Menjatuhkan

Pada awal tahun 1990-an, Apple dan Microsoft bersaing untuk mendominasi pasar komputer pribadi. Namun, pada tahun 1997, Apple kehilangan dominasinya, kehabisan uang, dan terancam bangkrut. Mereka kemudian meminta bantuan saingan terbesarnya, Microsoft. Pesaing besarnya itu setuju untuk menginvestasikan US $150 juta di Apple dalam bentuk saham preferen dengan beberapa syarat. Investasi dari Microsoft memberikan Apple waktu untuk mengembangkan produk baru dan memperkuat bisnisnya. Tahun itu juga momen kembalinya Steve Jobs sebagai CEO yang kembali membawa kesuksesan bari perusahaan. Bagaimana kisahnya?
Read More

Apa Itu Fail Fast?

Keberhasilan membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan. Itu mengharuskan Anda untuk bereksperimen terus menerus tanpa rasa takut. Anda perlu gagal lebih cepat, belajar lebih cepat, memperbaikinya lebih cepat, agar sukses juga lebih cepat. Konsep besarnya adalah iterasi build-measure-learn. Semakin cepat kita melakukan satu siklus iterasi, semakin cepat pula kita berhasil memberi solusi yang dibutuhkan pemakai.
Read More