Mungkin saat ini Anda punya ide brilian untuk menciptakan sebuah produk yang akan memecahkan masalah yang selama ini ada di masyarakat.

Tapi, jika Anda belum menguji ide Anda itu dengan PoC (Proof of Concept) atau prototipe, maka itu seperti memetakan produk Anda pada kegagalan.

Berdasarkan pengalaman kami, memvalidasi ide adalah satu-satunya cara penting untuk memastikan kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar (product-market fit).

Oleh karena itu, Anda harus tahu cara memanfaatkan PoC, prototipe, dan bahkan MVP selama tahap pengembangan.

Dan yang lebih penting lagi, Anda harus mempelajari perbedaan, serta mana yang harus digunakan pada berbagai tahap.

Secara umum, Anda harus mengikuti urutan PoC → Prototipe → MVP.

Tapi dalam beberapa kasus, Anda mungkin bisa melewati tahap PoC jika tidak ada kebutuhan untuk menjalankan uji kelayakan (feasibility test).

Mari kita gali lebih dalam masing-masing metode itu.

Apa itu PoC ?

PoC (Proof of Concept) adalah pembuktian konsep.
Untuk menentukan apakah sebuah ide dapat diubah menjadi kenyataan.

Atau dengan kata lain, menentukan kelayakan ide, atau untuk memverifikasi bahwa ide tersebut akan berfungsi seperti yang dibayangkan.

PoC tidak digunakan untuk menjajaki permintaan pasar, juga tidak dimaksudkan untuk menentukan proses produksi yang terbaik.

Tetapi, fokusnya adalah untuk menguji dan mengeksplorasi, apakah ide itu layak untuk dikembangkan atau dibangun.

Itu berfungsi sebagai proses untuk :

  • Menentukan apakah idenya praktis.
  • Memberikan argumen yang meyakinkan apakah investasi aman.
  • Menilai risiko selama tahap awal.

PoC bisa membantu Anda untuk mengidentifikasi potensi masalah teknis dan logistik yang mungkin bisa mengganggu keberhasilan.

PoC yang berhasil akan meyakinkan pemangku kepentingan, manajer, atau investor bahwa gagasan tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

Ruang lingkup PoC

Banyak industri di bidang software, hardware, penemuan obat, manufaktur, sains, dan sektor teknik, menggunakan proses pembuktian konsep untuk memvalidasi ide sebelum meneruskannya dalam pengujian lebih lanjut, dan akhirnya melakukan produksi dalam skala penuh.

Rencana-rencana yang akan dilakukan dalam ruang lingkup PoC, bisa juga membahas tentang bagaimana produk atau layanan yang diusulkan, akan mendukung tujuan perusahaan, atau kebutuhan bisnis lainnya, meskipun langkah itu bukan tujuan utama dari PoC.

Proses pembuktian konsep harus mencakup :

  • Kriteria yang jelas untuk sebuah produk yang sukses
  • Langkah-langkah yang dibuat dalam dokumen, bagaimana pembuktian konsep akan dilakukan
  • Komponen-komponen yang akan dilakukan evaluasi
  • Proposal tentang bagaimana langkah selanjutnya jika POC terbukti berhasil.

Ruang lingkup itu merupakan langkah penting dalam menentukan bagaimana produk atau layanan yang dibayangkan, pada akhirnya akan di-deliver kepada pengguna dengan jumlah kesalahan paling sedikit.

Sebagai catatan, Anda tidak selalu membutuhkan PoC saat membuat produk. PoC hanya secara khusus ditujukan untuk ide-ide baru yang belum pernah diuji di pasar.

Contoh PoC

Ketika internet pertama kali diperkenalkan di tahun 90-an, banyak ide yang belum tereksplorasi. Layanan seperti realtime chat perlu divalidasi dengan PoC untuk memastikan bahwa itu bisa dikerjakan dengan teknologi yang ada pada saat itu.

Di Vascomm, kami memiliki klien yang akan men-deliver sebuah layanan baru yang akan menggantikan pesan OTP (One Time Password), yang itu akan membuat semua proses verifikasi data pribadi pada semua industri yang membutuhkannya, menjadi lebih praktis, cepat, aman, dan murah.

Karena belum pernah diterapkan di industri sebelumnya, kami melakukan penelitian menyeluruh dan mengembangkan PoC, dan pada akhirnya mengubah ide itu menjadi produk akhir.

Apa Itu Prototipe ?

Prototipe adalah sampel awal, model, atau rilis produk yang dibuat untuk menguji sebuah konsep atau proses.

Sebuah prototipe digunakan sebagai upaya awal untuk memvisualisasikan sebuah working solution (PoC yang terbukti berhasil).

Prototipe memiliki fungsi dasar produk, meskipun dalam bentuk yang jauh lebih sederhana.

Bergantung pada produknya, prototipe bisa dalam bentuk yang berbeda, seperti sketsa sederhana di atas kertas, atau aplikasi dasar dengan interaksi terbatas (seperti yang dibuat di Figma misalnya).

Prototipe lebih “lengkap” daripada PoC, karena ini adalah versi sederhana dari produk akhir, yang dimaksudkan untuk memvalidasi kegunaan, desain, dan fungsionalitas produk. Namun, masih jauh dari produk akhir dalam hal fungsionalitas, stabilitas, dan estetika.

Prototipe berguna untuk :

  • Memberi perspektif kepada pengguna terhadap desain dan fungsionalitas produk
  • Memvalidasi UI dan UX.
  • Mengumpulkan feedback awal untuk perbaikan.
  • Penggunaan sumber daya yang efisien saat mengembangkan produk akhir.
  • Mengamankan pendanaan awal.

Contoh Prototipe

Salah satu contoh prototipe yang dibuat oleh kami adalah prototipe aplikasi Mobile Banking dari sebuah Bank Syariah terkenal di Indonesia.

Dalam sprint design, kami bersama dengan klien, menjalani sesi brainstorming, dimana tantangan dan sasaran utama untuk aplikasi diidentifikasi.

Selama pengujian awal, kami telah membuat prototipe untuk mengukur respons pengguna dalam penggunakan UI/UX yang nyaman.

Dengan mengerjakan prototipe, kami telah membantu klien kami untuk mencegah kesalahan yang mahal. Selanjutnya, prototipe dibangun dalam hitungan hari, yang mempercepat proses validasi ide.

Apa itu MVP ?

Anda bisa membaca tulisan saya sebelumnya tentang Cara Cepat Membangun MVP agar lebih detil memahami MVP.

MVP, yang merupakan singkatan dari Minimum Viable Product, adalah bentuk dasar dari produk yang mampu memecahkan masalah pengguna.

Alih-alih proses satu kali jadi, MVP memungkinkan kita untuk melakukan evaluasi berkelanjutan dari sebuah produk, yang terus mendorong kita untuk melakukan revisi lebih lanjut (iterasi).

Anda membutuhkan MVP untuk :

  • Mempelajari apa yang dipikirkan oleh pengguna tentang produk.
  • Memotong waktu pengembangan agar lebih singkat.
  • Mengurangi resiko kegagalan.
  • Alokasi sumber daya yang lebih efisien.

MVP adalah representasi dari ide produk (refined) setelah PoC dan prototipe.

Meskipun fiturnya masih terbatas, bentuk MVP lebih baik dan lebih stabil.

Contoh MVP

Salah satu contoh MVP dari kami adalah VisiCloud.

VisiCloud adalah solusi SaaS yang memungkinkan bank dan lembaga keuangan syariah dengan skala kecil-menengah, bisa dengan mudah memiliki sendiri platform & solusi keuangan digital yang modern-cepat-kuat-aman dengan biaya pay-as-they-go.

Setelah rilis, kita meminta pengguna agar memberikan umpan balik mereka, untuk peningkatan lebih lanjut.

Berdasarkan itu, kami telah menyertakan usulan-usulan dalam meeting, masukan-masukan dari end-user, dan review dari para stake holder, sebagai perbaikan, atau pun tambahan fitur, untuk aplikasi yang masih terus berkembang.

Kami bekerja erat dengan mitra dan klien kami selama pengembangan MVP. Pendekatan ini telah menghemat waktu, uang, dan menghasilkan timeframe waktu (dari ide hingga peluncuran) yang singkat.

MVP Vs PoC Vs Prototipe: Perbandingan

Mungkin masih sulit bagi Anda untuk membedakan metode validasi antara MVP, POC, dan prototipe.

Tujuan dan pendekatannya memang berbeda untuk setiap metode validasi.

Berikut tabel yang bisa membantu Anda memahami secara lebih ringkas :

MVP vs PoC vs Protipe

Apa Pendekatan Yang Tepat Untuk Anda ?

Tidak ada solusi one-fit-all untuk setiap situasi.
Anda akan memiliki ide yang lebih jelas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini :

  • Apa yang harus saya verifikasi ?
  • Seberapa besar ide itu ?
  • Siapa yang saya targetkan ?
  • Siapa yang ingin saya buat tertarik ?

Anda memerlukan PoC ketika :

  1. Anda ingin mengetahui apakah ide tersebut mungkin dijalankan dalam keterbatasan teknis.
  2. Anda ingin mengurangi risiko kegagalan saat dijalankan.
  3. Anda perlu meyakinkan investor bahwa itu adalah ide yang layak untuk didanai.

Pilih prototipe ketika :

  1. Anda melakukan raise funding.
  2. Anda ingin memiliki gambaran yang lebih jelas tentang tampilan, feel, dan fungsi aplikasi.
  3. Anda perlu mempresentasikan ide dengan anggaran terbatas.

Buat MVP ketika :

  1. Anda perlu men-deliver aplikasi yang berfungsi kepada pelanggan.
  2. Anda perlu memonetisasi aplikasi.
  3. Anda berencana meluncurkan aplikasi bebas bug ke publik.
  4. Anda membutuhkan feedback penggunaan yang riil untuk peningkatan lebih lanjut.
Menentukan PoC vs Prototipe vs MVP

Ringkasan

Melewatkan validasi produk bukanlah pilihan.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, Anda harus memasukkan prototipe dan MVP ke dalam roadmap pengembangan Anda.

Dan jika Anda punya ide revolusioner yang baru, Anda perlu membangun PoC.

Semoga bermanfaat, terima kasih telah membaca, dan silakan berikan komentar.


Kode Voucher Diskon 50% : CGPT50

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Read More

Bencana di BSI: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

BSI, Bank Syariah terbesar di Indonesia ini mengalami gangguan yang sangat lama. Pelanggan tidak bisa melakukan transaksi hampir di semua channel. Ketika sebuah bank tidak dapat beroperasi secara normal selama lebih dari 4 jam, maka hal itu dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, kerusakan reputasi, dan ketidakpuasan nasabah. Ini adalah bencana. Saya akan menjelaskan kemungkinan penyebab gangguan tersebut, dampaknya, langkah demi langkah untuk menanganinya, dan memberikan saran tentang bagaimana bank dapat mempersiapkan hal seperti ini dengan lebih baik di kemudian hari.
Read More