Dulu saya pikir, membaca itu soal kecepatan. Semakin cepat selesai, semakin pintar. Semakin banyak buku dibaca, semakin hebat. Ternyata saya salah.
Semakin ke sini, saya justru semakin lambat membaca. Bukan karena saya malas. Justru sebaliknya. Saya ingin menikmati setiap kalimat. Merenungkan setiap paragraf. Menyerap makna di balik kata-kata sederhana.
Membaca bukan lomba lari.
Lebih mirip perjalanan santai. Seperti saat kita jalan-jalan di kota yang belum pernah dikunjungi.
Orang yang buru-buru mungkin sampai lebih cepat, tapi dia melewatkan banyak hal. Sementara yang berjalan pelan, menikmati pemandangan, berhenti sejenak di sudut menarik, justru pulang dengan lebih banyak cerita.
Baca juga: Mengapa Tidak Suka Membaca Membuat Kamu Jauh Tertinggal
Dari Buku ke Hidup, Dari Kata ke Aksi
Saya ingat ketika membaca buku tentang kepemimpinan.

Dulu, saya hanya membaca untuk paham teorinya. Tapi apa gunanya? Saya tahu konsepnya, tapi tak mengubah apa pun dalam cara saya memimpin tim.
Lalu saya mengubah cara membaca. Saya baca pelan-pelan.
Setiap kali menemukan kalimat yang ‘menghentak’, saya berhenti. Merenung. Bertanya, “Bagaimana ini bisa saya terapkan di bisnis?”
Ternyata itu yang membuat beda.
Bukan berapa buku yang saya baca, tapi berapa banyak pelajaran yang saya terapkan.
Buku bukan sekadar tumpukan kertas dengan tulisan. Buku adalah cermin. Ia memantulkan pikiran kita sendiri.
Membaca Itu Investasi
Warren Buffett membaca setiap hari. Tapi dia tidak membaca cepat-cepat. Dia menikmati prosesnya.
Bagi Buffett, membaca adalah investasi.
Setiap halaman yang dibaca seperti menabung pengetahuan.
Saya terinspirasi dari itu.
Setiap kali membaca, saya bayangkan sedang ‘menabung’.
Bukan hanya ide bisnis, tapi juga kebijaksanaan hidup.
Jadi, jika Anda merasa membaca terlalu lambat, jangan khawatir.
Mungkin Anda sedang menyerap lebih banyak dari yang Anda sadari.
Mungkin, Anda sedang tidak sekadar membaca, tapi berdialog dengan isi buku.
Mungkin, Anda sedang menemukan satu kalimat yang bisa mengubah cara Anda berpikir.
Karena pada akhirnya, membaca bukan tentang seberapa cepat Anda selesai, tapi seberapa dalam buku itu mengubah Anda.