Anda Tidak Harus Menang Di Semua Hal

Pada tahun 2012, Apple mencoba untuk mengalahkan Google pada aplikasi Maps. Mereka memperkenalkan Apple Maps pada iOS 6, menggantikan Google Maps sebagai aplikasi Maps default di iOS.

Apple Maps vs Google Map
Image source: Daily Express

Hasilnya berantakan !

Tidak hanya itu sangat menyebalkan dibandingkan dengan versi Google (yang sudah sangat jauh memimpin), Apple Maps rusak secara menyedihkan. Dari kesalahan alamat yang konyol, bangunan yang hilang, bug jembatan yang aneh, dan penamaan kota yang salah.

Google sudah menghabiskan miliaran US dollar dan jutaan jam kerja untuk menyempurnakan produk Maps mereka, sementara Apple hanya memiliki belasan orang yang mengerjakan Maps pada saat peluncurannya.

Inilah mengapa, sebuah perusahaan, bahkan sebesar Apple, tidak bisa begitu saja terjun ke bisnis baru.

Roma tidak dibangun dalam sehari, begitu pula kerajaan Google.

Menjadi ahlinya ahli itu karena suatu alasan.
Google adalah raja internet, sementara Apple menguasai dunia gadget premium – smartphone, laptop, dll.

Menariknya, setiap tahun Google membayar miliaran US dollar kepada Apple untuk memastikan bahwa Google Search tetap menjadi mesin pencari default di semua produk Apple.

Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Bernstein Analysts memperkirakan bahwa pembayaran Google ke Apple yang semula US $15 miliar pada tahun 2021, menjadi antara US $18 miliar – US$20 miliar pada tahun 2022 ini.

Seolah-olah, Google membayar Apple untuk memastikan bahwa mereka tidak mengancam hegemoni Google dalam bisnis mesin pencari.

Terkait pemasukan dari iklan, menjadi mesin pencari default di iPhone, iPad, dan Mac sangat berharga bagi Google untuk mendapatkan sejumlah besar lalu lintas pencariannya dari pengguna Apple.

Google Search as Default in Iphone

Bayangkan, ketika Anda dibayar US $15 miliar dollar per tahun, Anda akan pikir-pikir untuk mengembangkan mesin pencari sendiri untuk bersaing dengan yang lain.

Apple tidak tertarik melakukannya, mereka sudah mendapatkan pelajaran dari Maps, dan Google tahu itu. Apple berpikir lebih baik untuk menghasilkan sesuatu yang lain, untuk terus mempertahankan penggunanya.

Kesepakatan yang saling menguntungkan.

Lesson learned

Buat keputusan, bahkan dengan pesaing Anda.

Anda mungkin tidak bisa menang di setiap pertempuran, tetapi Anda harus belajar dari setiap pertempuran agar memenangkan peperangan.

Untuk meraih kesuksesan, Anda tidak harus menang di semua bidang.

Ketahui kekuatan dan kelemahan Anda.

Berkutat pada memperbaiki kelemahan Anda hanya akan membuat Anda jadi rata-rata.

Sedangkan fokus mengerjakan yang menjadi kekuatan Anda, akan membuat Anda menjadi sangat ahli.

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like

Kisah Apple-Microsoft: Bersaing Tidak Harus Dengan Saling Menjatuhkan

Pada awal tahun 1990-an, Apple dan Microsoft bersaing untuk mendominasi pasar komputer pribadi. Namun, pada tahun 1997, Apple kehilangan dominasinya, kehabisan uang, dan terancam bangkrut. Mereka kemudian meminta bantuan saingan terbesarnya, Microsoft. Pesaing besarnya itu setuju untuk menginvestasikan US $150 juta di Apple dalam bentuk saham preferen dengan beberapa syarat. Investasi dari Microsoft memberikan Apple waktu untuk mengembangkan produk baru dan memperkuat bisnisnya. Tahun itu juga momen kembalinya Steve Jobs sebagai CEO yang kembali membawa kesuksesan bari perusahaan. Bagaimana kisahnya?
Read More

Apa Itu Fail Fast?

Keberhasilan membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan. Itu mengharuskan Anda untuk bereksperimen terus menerus tanpa rasa takut. Anda perlu gagal lebih cepat, belajar lebih cepat, memperbaikinya lebih cepat, agar sukses juga lebih cepat. Konsep besarnya adalah iterasi build-measure-learn. Semakin cepat kita melakukan satu siklus iterasi, semakin cepat pula kita berhasil memberi solusi yang dibutuhkan pemakai.
Read More