Apa hal terpenting bagi sebuah startup di tahap awal ? Pendanaan, tim, atau teknologi?
Bukan! Tapi punya produk/jasa yang sesuai dengan pasar kamu.
Banyak startup terburu-buru membangun tim, membayar mahal spesialis, merekrut profesional, tanpa benar-benar memahami pasar, dan bagaimana produk bisa engage dengan pasar.
Sebagai startup, pastikan kamu melalui tahapan ini, dan berkembang sesuai kemajuan.
- Customer – problem fit (identifikasi masalah pelanggan)
- Problem-solution fit (apakah solusi kamu mengatasi masalah?)
- Product – market fit (apakah produk/layanan kamu layak dimiliki?)
Lalu, buat MVP dengan tujuan mempelajari hal di atas, bukan membuat full-product.
- Apakah produkmu bisa mengatasi masalah pelanggan ?
- Apa saja sebenarnya kebutuhan pelanggan ?
- Apakah orang mau menggunakan produk kamu ?
Bagaimana jika pengguna produk versi MVP kamu cuma sedikit? Atau malah tidak ada yang mau memakai?
Hal penting pada tahap ini bukan berapa banyak yang pakai, tapi berapa banyak validated learning yang bisa didapat.
Jika ternyata tidak ada yang mau memakai MVP mu, itulah hasil dari MVP mu, mengetahui bahwa produk kamu tidak dibutuhkan pasar.
Dengan kata lain,
produk kamu mungkin gagal, tapi MVP kamu berhasil !
Yaitu, MVP mu (dengan minimal effort) berhasil mendapatkan pelajaran bahwa produk kamu tidak diterima pasar.
Ini jauh lebih baik daripada kamu dan tim membuat full-product selama berbulan-bulan, menghabiskan banyak waktu dan resources, ternyata setelah diluncurkan tidak berhasil.
Nah, jika kamu sebelumnya sudah men-define lingkup MVP mu dengan benar (minimum value-nya terdeliver di MVP), maka pelajaran ini disebut “validated learning”.
Tapi, ada kemungkinan lain.
Produk versi MVP tidak ada yang mau pakai karena memang minimum value-nya tidak tersampaikan dengan baik.
Maka kamu perlu belajar cara membuat MVP >> disini