Pernahkah Anda menjumpai seseorang yang sangat arogan di satu tempat saat Anda menawarkan sesuatu ?
Atau, menjumpai pegawai satu instansi yang tidak ramah saat Anda, atau kantor Anda mempunyai hubungan kerja dengannya.
Atau, orang yang sangat membuat hati kesal ketika Anda sedang berurusan dengannya.
Mempersulit urusan Anda
Meremehkan Anda.
Merasa lebih superior daripada Anda.
Sok pintar dan mencerca Anda dengan pertanyaan-pertanyaan konyol untuk menyudutkan Anda ?
Anda pulang dengan perasaan sebal.
Mengingat dia di hari itu dengan kesan yang buruk.
Lalu hari demi hari berganti…
Anda sudah melupakan semuanya, karena sibuk mengisi hari-hari Anda dengan meningkatkan diri, sibuk membuat prestasi-prestasi, sibuk menambah ilmu.
Lalu karena ada satu urusan, saat ini Anda berkunjung di instansi tempat orang yang dulu meremehkan Anda, agendanya adalah bertemu langsung dengan pimpinannya.
Kedudukan Anda sekarang setara dengan pimpinan instansi itu, atau bahkan bargaining Anda lebih kuat, karena “mati dan hidupnya” instansi itu tergantung keputusan Anda sekarang.
Dan Anda berhadapan dengan anak buahnya, yaitu orang yang meremehkan Anda dulu.
Apa yang kira-kira terjadi ?
Anda mungkin bersikap positif, atau membalas dengan perlakuan negatif.
Itulah kualitas diri Anda.
Tidak perlu jadi jahat untuk dihindari orang. Jadilah orang yang menyebalkan, itu sudah cukup untuk dijauhi oleh banyak orang.
Orang menerima konsekuensi untuk apa yang mereka lakukan, dan mereka “membayarnya” dengan kehidupan yang mereka jalani.
Lakukanlah sesuatu untuk orang lain bukan karena siapa mereka, atau apa yang akan mereka lakukan sebagai balasannya, tetapi karena Anda ingin menjadi diri Anda yang berkualitas baik.
Bersikap dan bertindaklah baik tanpa mengharapkan imbalan orang.
Terlebih lagi jika Anda seorang muslim, Anda hanya berharap pahala dari Allah, entah itu di dunia atau di akhirat kelak.