Salah Paham Tentang Disrupsi

You don’t have to reinvent the wheel!

Anda tentu paham idiom ini.

Membuang-buang waktu mencoba melakukan sesuatu yang telah berhasil dilakukan oleh orang lain.

reinvent the wheel
image source: google

Banyak orang salah paham tentang orang atau perusahaan yang melakukan disrupsi.

Faktanya, mereka tidak selalu menjadi penemu awal.

Terkadang mereka mengambil ide dari produk atau teknologi yang sudah ada, lalu melakukan improvement untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru darinya.

Perusahaan paling sukses di dunia menjual versi IMPROVED dari produk yang telah sukses sebelumnya :

  • Ponsel + Aplikasi + Internet = iPhone
  • Video + Streaming = Netflix
  • Mobil + Tenaga Listrik = Tesla
  • Taksi + Smartphone = Uber
  • Musik + Teknologi Cloud = Spotify
  • Katalog belanja + Internet = Amazon

Mengidentifikasi peluang untuk melakukan disrupsi, membutuhkan wawasan yang luas dan pemikiran tajam. Terus melakukan inovasi dengan berfokus pada bagaimana inovasi tersebut bisa memenuhi kebutuhan pasar.

Kuncinya adalah mencari tahu bagaimana potongan-potongan solusi yang sudah ada (seperti file video dan internet streaming) bisa disatukan untuk menghadirkan solusi baru (Netflix).

Kisah Netflix Meraih Mimpi Menguasai Dunia

Tidak perlu reinvent the wheel untuk mendisrupsi pasar seperti yang kita kenal.

Terkadang, hanya dibutuhkan cara pandang baru, kemudian memiliki pemimpin visioner dan tim inovatif, yang terdiri dari orang-orang yang tepat, mampu melakukan mitigasi risiko, dan inspirasi untuk ingin melakukan hal-hal yang mendisrupsi.

Mereka akan punya pertanyaan :

  • Bisakah kita melakukannya?
  • Berapa biayanya?
  • Apakah ada pasar untuk itu?
  • Bisakah kita membawanya ke pasar?

Dalam pandangan saya, perspektif ini akan mendisrupsi dengan sendirinya.

Bagaimana dengan Anda ?

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like

Kisah Apple-Microsoft: Bersaing Tidak Harus Dengan Saling Menjatuhkan

Pada awal tahun 1990-an, Apple dan Microsoft bersaing untuk mendominasi pasar komputer pribadi. Namun, pada tahun 1997, Apple kehilangan dominasinya, kehabisan uang, dan terancam bangkrut. Mereka kemudian meminta bantuan saingan terbesarnya, Microsoft. Pesaing besarnya itu setuju untuk menginvestasikan US $150 juta di Apple dalam bentuk saham preferen dengan beberapa syarat. Investasi dari Microsoft memberikan Apple waktu untuk mengembangkan produk baru dan memperkuat bisnisnya. Tahun itu juga momen kembalinya Steve Jobs sebagai CEO yang kembali membawa kesuksesan bari perusahaan. Bagaimana kisahnya?
Read More

Apa Itu Fail Fast?

Keberhasilan membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan. Itu mengharuskan Anda untuk bereksperimen terus menerus tanpa rasa takut. Anda perlu gagal lebih cepat, belajar lebih cepat, memperbaikinya lebih cepat, agar sukses juga lebih cepat. Konsep besarnya adalah iterasi build-measure-learn. Semakin cepat kita melakukan satu siklus iterasi, semakin cepat pula kita berhasil memberi solusi yang dibutuhkan pemakai.
Read More