Hukum Uang yang Tak Diajarkan di Sekolah

Sudah pasti rezeki itu diatur Allah. Ini hukum langit. Bagi yang beriman, tidak ada keraguan tentang itu.

Tapi, pernahkah kamu bertanya, kenapa orang yang kerja keras siang malam tetap hidup pas-pasan, sementara ada yang tampaknya santai tapi uangnya terus mengalir?

Dunia ini tidak selalu soal kerja keras. Tapi juga soal hukum-hukum dunia yang tak terlihat.

Termasuk hukum uang (Laws of Money).

Image source: kontan.co.id

Sayangnya, itu tidak diajarkan di sekolah. Tidak diajarkan di kuliah. Bahkan kadang disembunyikan oleh mereka yang sudah tahu, karena uang punya satu sifat aneh: ia lebih mudah datang pada yang paham caranya, bukan pada yang sekadar menginginkannya.

Uang itu seperti air. Ia tak datang pada yang haus, tapi pada yang menggali sumur.

Hampir semua orang bilang mereka ingin kaya. Tapi “semesta” tidak memberi pada yang ingin, melainkan pada yang pantas. Uang datang bukan karena kamu merengek, tapi karena kamu layak.

Dan kalau pun uang datang, belum tentu ia tinggal. Ia tak suka hidup di dompet yang sembrono. Gaji besar tak menjamin isi rekening besar. Karena uang lebih suka tinggal bersama yang bijak, bukan yang boros.

Uang bisa jadi pelayanmu, kalau kamu tahu caranya. Tapi bisa juga jadi tuan yang kejam, kalau kamu tak pernah belajar mengendalikannya.

Saat sedang berkelimpahan, belajarlah melakukan investasi. Minimal menabung. Karena uang yang kamu simpan di musim panen, akan menyelamatkanmu di musim paceklik.

Tapi hati-hati. Jangan jatuh cinta buta pada uang. Karena cinta yang membabi buta pada angka akan membuatmu lupa rasanya jadi manusia. Kamu mungkin kaya, tapi tak lagi utuh.

Dan terakhir, ingat ini baik-baik: tak akan pernah ada jumlah yang cukup.
Selama kamu terus menuruti semua keinginan. Karena nafsu itu seperti lubang tanpa dasar. Sekali kamu turuti, dia akan minta lebih. Dan lebih. Dan lebih lagi.

Uang bukan segalanya.
Tapi kalau kamu tak paham hukumnya, ia bisa merusak segalanya.

Saya ringkas:

  • Uang datang pada yang layak, bukan yang sekadar menginginkannya.
  • Penghasilan besar tak menjamin kekayaan, bijak membelanjakan lebih penting.
  • Uang bisa jadi pelayan atau majikan, tergantung siapa yang mengendalikannya.
  • Investasi dan menabung saat berlimpah menyelamatkan saat krisis.
  • Cinta buta pada uang bisa melumpuhkan nurani.
  • Keinginan yang tak terkendali membuat uang tak pernah cukup.

⠀Uang bukan musuh, tapi juga bukan tuhan. Kenali hukumnya, kendalikan lajunya.


Elite Success Blueprint Banner


Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like

Kisah Apple-Microsoft: Bersaing Tidak Harus Dengan Saling Menjatuhkan

Pada awal tahun 1990-an, Apple dan Microsoft bersaing untuk mendominasi pasar komputer pribadi. Namun, pada tahun 1997, Apple kehilangan dominasinya, kehabisan uang, dan terancam bangkrut. Mereka kemudian meminta bantuan saingan terbesarnya, Microsoft. Pesaing besarnya itu setuju untuk menginvestasikan US $150 juta di Apple dalam bentuk saham preferen dengan beberapa syarat. Investasi dari Microsoft memberikan Apple waktu untuk mengembangkan produk baru dan memperkuat bisnisnya. Tahun itu juga momen kembalinya Steve Jobs sebagai CEO yang kembali membawa kesuksesan bari perusahaan. Bagaimana kisahnya?
Read More

Apa Itu Fail Fast?

Keberhasilan membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan. Itu mengharuskan Anda untuk bereksperimen terus menerus tanpa rasa takut. Anda perlu gagal lebih cepat, belajar lebih cepat, memperbaikinya lebih cepat, agar sukses juga lebih cepat. Konsep besarnya adalah iterasi build-measure-learn. Semakin cepat kita melakukan satu siklus iterasi, semakin cepat pula kita berhasil memberi solusi yang dibutuhkan pemakai.
Read More