Anda mungkin sudah mendengar kisah Elizabeth Holmes dan Theranos.
Dia menyembunyikan fakta bahwa teknologi “revolusioner” miliknya tidak berfungsi, sampai-sampai kapitalisasi pasar Theranos mencapai 9 miliar dolar AS, dan kemudian menguap dalam waktu kurang dari setahun.
Ia dinyatakan bersalah atas 4 tuduhan penipuan sehubungan dengan perusahaan pengujian darah yang dia dirikan pada tahun 2003, Theranos.
Ia ahli dalam meyakinkan orang kaya dan berkuasa untuk berinvestasi di perusahaannya, dengan memanfaatkan satu nama besar, meyakinkan yang lain untuk ikutan.
Di antara investor paling awal dan terbesar adalah Rupert Murdoch, yang pada tahun 2005 menaruh uang US $125 juta.
Investor lain seperti Henry Kissinger, Betsy DeVos, pendiri Wallmart (banyak dari mereka ikut duduk di board perusahaan).
Setelah serangkaian sidang yang dimulai di tahun 2018, pada 3 Januari 2022, Holmes dinyatakan bersalah atas 4 tuduhan menipu investor.
Dia menghadapi hukuman maksimum 20 tahun penjara, mulai 26 September 2022.
Tidak ada bisnis berkelanjutan yang dibangun di atas kebohongan.
Kesuksesan tidak akan bertahan lama jika itu hasil pura-pura.
Mungkin Anda mengenalnya sekarang sebagai “Flexing”.
- Bergaya kaya raya padahal bukan miliknya.
- Mengaku direktur padahal tak punya karyawan.
- Mengaku bersekolah di Ivy League padahal tak pernah kuliah.
Kesuksesan dibangun tidak dengan bergaya, tapi wujud value nyata diri Anda.
“Fake it until you make it” adalah bentuk kasar dari terapi perilaku kognitif, dan itu situasional, tidak bisa diterapkan pada semua tempat.
Beda dengan “Faith it while you do it”, yang mungkin bisa Anda terapkan di semua tempat.
Ya, keyakinan (faith) itu penting karena itu membentuk siapa kita.
Tetapi juga ingat, diri kita terungkap bukan melalui keyakinan atau perkataan saja, tetapi melalui tindakan kita.