Tinjauan bisnis dalam perspektif Islam.

Menjelaskan secara ilmiah, pemenuhan sebuah produk, dari penjual hingga diterima pembeli, meliputi prosesnya yang kompleks, serta biaya produksi pokoknya yang sejatinya tak mungkin bisa dihitung.

Kita mulai…

Dalam ilmu ekonomi dunia, semua sepakat bahwa cost of production adalah teori bahwa harga suatu objek atau kondisi, ditentukan oleh jumlah biaya sumber daya yang digunakan untuk membuatnya.

Biaya-biaya itu terdiri dari beberapa faktor produksi (tenaga kerja, modal, tempat) dan perpajakan.

Kemudian timbul istilah dalam akuntansi Cost of Goods Sold (COGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP), yaitu penghitungan “biaya langsung” yang timbul dalam produksi barang atau jasa apa pun.

Sedangkan margin laba, adalah profitabilitas relatif dari suatu perusahaan atau aktivitas bisnis, dengan memperhitungkan biaya-biaya yang terlibat dalam memproduksi dan menjual suatu barang.

Rumusnya :
Margin Laba = [(Pendapatan – HPP – Biaya Operasional – Biaya Lain – Bunga – Pajak) / Pendapatan] X 100%

Teori di atas telah menjadi konsensus hampir seluruh pelaku bisnis di dunia ini, dan telah menjadi sebuah kebenaran oleh semua orang di bumi ini.

Semakin besar persentase margin laba, maka semakin baik, dan dikatakan untung. Sedangkan jika kecil atau bahkan minus, maka dikatakan bahwa bisnis itu merugi.

Bisnis Model Qorun

Qorun adalah orang paling kaya raya di negeri Mesir. Jumlah gudang hartanya ribuan. Istananya tersebar di seluruh pelosok negeri. Dan ia memiliki banyak sekali pengawal.

Qorun riya atas hal itu. Ia ingin mendapatkan pujian dari manusia lain atas kehebatannya. Tujuan bisnisnya adalah agar dilihat manusia dan mendapatkan predikat hebat.

Ia juga menjadi sombong karena seakan-akan apa yang ia peroleh semata-mata hanya dari ilmu pengetahuannya, dan ia telah menuhankan ikhtiar.

Jika merujuk pada masa sekarang, ilmu pengetahuan Qorun itu bisa dikaitkan dengan aktivitas bisnis, seperti bisnis model yang canggih, program marketing yang keren, produksi yang efisien, teknologi yang canggih, jaringan yang luas, pengelolaan SDM yang tepat, dan banyak lagi.

Di sisi lain, bisnis model yang dijalankan Qorun ini, didorong karena kondisi lingkungan masyarakat yang kagum, menghormati dan menjadikan ia sebagai lambang kesuksesan dan role model.

Pada kisah Qorun yang diceritakan dalam Quran Surah Al Qashash : 78-80, dia dan seluruh asetnya, dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah karena sifat sombong dan riya itu.

Qorun sombong dan riya, dan mengesampingkan peran Allah, yaitu “atas ijin/ridho Allah”.

Korporasi Dengan Bisnis Model Qorun

Di jaman sekarang, keruntuhan bisnis model ala Qorun ini bisa dijumpai pada korporasi-korporasi yang sangat hebat dan besar, tetapi pada akhirnya mengalami kebangkrutan.

Korporasi ini sangat membanggakan praktek-praktek manajemen modern, strategi dan taktik bisnis yang hebat, tetapi sejatinya menyembunyikan kelicikan.

Contohnya adalah Enron Corporation, perusahaan energi terbesar di dunia, yang pada Oktober 2001 menyatakan dirinya bangkrut. Kejadian saat itu membuat kaget dan panik pasar saham di dunia, karena market cap Enron yang sangat besar, menembus US$ 60 billion.

Keruntuhannya yang tiba-tiba itu terjadi di ujung reli panjang harga saham Enron, yang terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, yang itu didukung juga oleh citra program CSR nya yang hebat, hingga Enron mendapatkan predikat sebagai state of the art CSR.

Bahkan majalah Fortune pernah menetapkan Enron sebagai “America’s Most Innovative Company” selama enam tahun berturut-turut. Hingga sampai suatu saat Sherron Watkins membongkar praktek pembukuan surat hutang Enron yang tidak wajar.

Keruntuhan Enron ini mengakibatkan kerugian para pemegang saham mencapai US$ 74 Billion.

Kemudian contoh lagi, adalah skandal Worldcom. Sebuah perusahaan telekomunikasi besar (sekarang diakusisi Verizon). Mereka melakukan rekayasa laporan keuangan, yang menyebabkan kerugian pemegang saham sebesar US$ 180.

Deretan perusahaan besar yang runtuh terus bertambah di tahun 2003, seperti Skandal Fredie Mac. Disusul kemudian oleh perusahaan asuransi AIG di tahun 2005. Dan yang mungkin kamu familiar, adalah runtuhnya perusahaan sekuritas Lehman Brother di tahun 2008 yang memicu krisis mortgage di seluruh dunia.

Deretan itu terus memanjang, bisa Anda temukan di Enron and the 24 Other Most Epic Corporate Downfalls of All Time | GOBankingRates.

Anda juga bisa coba cari korporasi di Indonesia yang bernasib sama seperti mereka. Googling saja dengan keyword “perusahaan besar indonesia yang bangkrut”.

Mengapa mereka semuanya runtuh ?

Sama seperti Qorun. Merasa hebat, yakin kalau semua praktek binis yang dilakukannya sangat cerdik. Hanya mereka yang bisa. Dan mereka mengesampingkan peran Allah.

Semua Bisnis Itu Merugi

Pada suatu waktu, kemungkinan besar Anda pernah bepergian ke sebuah kota, entah dengan kendaraan pribadi atau umum. Kemudian setelah sekian lama perjalanan, Anda ingin istirahat. Lalu karena lapar, Anda masuk di sebuah warung yang belum pernah Anda ketahui sebelumnya, untuk makan minum. Anda memesan sepiring nasi dengan lauk-pauknya, juga segelas teh hangat.

Setelah selesai urusan perut, Anda membayar harga makanan dan minuman itu seharga Rp 25 ribu rupiah, sesuai hitungan si pemilik warung. Dengan harga segitu, pemilik warung sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 10 ribu, dia happy dengan itu, dan Anda pun puas.

Sesuai ilmu akuntansi, bagaimana hitungan margin keuntungan si pemilik warung ? Tentu saja mudah. Harga jual dikurangi harga pokok yang dia yakini.

Lalu berapa harga pokok sepiring nasi dan segelas teh itu ?
Besarnya adalah : ongkos belanja bahan, transpor, dan uang lelah memasak.

Hitungannya adalah Rp 25 ribu – Rp 15 ribu = Rp 10 ribu. Mudah !

Harga Pokok Sebenarnya

Tapi coba kita hitung lagi biaya-biaya sepiring nasi itu saja, dengan asumsi bahwa si pemilik warung menyadari akan besarnya rahmat Allah.
Dalam hal ini, Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah besarnya rahmat Allah yang bisa dia catat dan akui sebagai biaya.

Sejatinya rahmat Allah kepada makhlukNya tidaklah bisa terhitung. Tapi, jika kita bisa sedikit saja mencatat rahmat Allah, maka ongkos sepiring nasi yang kita makan di warung tidak akan mampu kita bayar, karena harga pokok sepiring nasi tadi tidak cuma ongkos belanja bahan, transpor, dan uang lelah memasak.

Ongkos Sepiring Nasi

Mari kita telusuri sedikit saja rahmat Allah lewat sepiring nasi. Jika tahu ini, kita akan menyadari betapa sangat mahalnya biaya yang seharusnya kita bayar untuk hidup, dan betapa Allah Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha Pemberi, dan Maha Teliti.

Jejak Air

Dalam Hydrology and Earth System Sciences, Bulsink, Januari 2010, tentang perhitungan jejak air (water footprint), didapati bahwa untuk menghasilkan 1 Kg beras dibutuhkan 3.500 liter air (yang terdiri dari 2500 air hujan, disebut dengan green water, 750 liter air sungai,waduk, danau disebut dengan blue water dan 250 liter air untuk menetralisir pencemaran akibat proses produksi, yang dinamakan grey water).

Dengan cara yang sama, mereka menghitung jejak air dalam tiap 1 Kg untuk produk lainnya. Maka didapati bahwa 1 Kg jagung membutuhkan air sebanyak 2.500 liter, singkong membutuhkan air 500 liter, kedelai 2.000 liter, kacang tanah 3.100 liter, kelapa 2.100 liter, kelapa sawit 850 liter, pisang 880 liter, kopi 23.000 liter air, dan coklat membutuhkan air sebanyak 9.400 liter.

Jika rata-rata orang Indonesia makan 380gr beras/hari (data BPS), atau 1Kg lebih dalam 3 hari, maka rata-rata dalam sepiring nasi kita, terdapat jejak air sebanyak 400 liter, atau setara dengan 21 galon air minum (isi 1 galon air = 19 liter).

Maka coba Anda bayangkan…, ada harga beras yang tidak kita bayar senilai 21 galon air dalam setiap 1 piring nasi !

Sebagai tambahan pengetahuan, perhitungan yang sama dari waterfootprint.org , menemukan bahwa jejak air dalam secangkir kopi adalah 140 liter, segelas teh manis 35 liter, burger daging 2.400 liter, dan sebutir telur 200 liter air.

Energi (Kalori)

Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk bisa hidup, demikian juga tanaman.

Energi (kalori) yang dibutuhkan oleh tanaman untuk memproduksi dirinya, didapatkan dari sinar radiasi matahari, adalah berupa aliran partikel yang disebut dengan foton.

Sebanyak 45% – 50% dari total seluruh sinar matahari yang masuk pada atmosfer bumi mempunyai panjang gelombang 400nm – 700nm.
Sedangkan, panjang gelombang yang aman digunakan oleh klorofil tanaman dalam proses fotosintesis adalah 390nm – 760nm (cahaya tampak).

Jika tanaman menyerap radiasi pada panjang gelombang di bawah 390nm, maka energi foton yang terlalu banyak akan menyebabkan ionisasi dan kerusakan pigmen. Sedangkan bila tanaman menyerap radiasi matahari dengan panjang gelombang di atas 760nm, maka foton tidak punya energi yang cukup untuk diserap tanaman sebagai komponen fotosistesis.

Hal yang penting juga bagi tanaman setelah energi sinar matahari, adalah tentang kualitas dan frekwensi sinar matahari yang diterima di permukaan daunnya.

Peran Allah Atas Segala Hal

Lalu siapa yang mengatur durasi, kualitas dan frekwensi sinar matahari menyinari tanaman? Siapa yang menggeser awan? Siapa yang menciptakan angin? Siapa yang mengatur perbedaan suhu bumi?

Mungkin Anda akan terus bertanya merunut pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, hingga pada akhirnya ketemu causa prima, Allah Yang Maha Kuasa.

Kemudian, tentang urusan Anda makan di warung tadi.

Sepiring nasi dan minuman yang Anda makan dihargai Rp 25 ribu, sesuai dengan ilmu akuntansi yang semua penduduk bumi sudah mafhum.

Berapa banyak tangan yang terlibat sehingga nasi bisa hadir di piring yang Anda makan?

Lalu, bagaimana dengan ongkos perjalanan Anda hingga sampai ke warung nasi itu? Bagaimana dengan ongkos membuat jalan raya dan biaya perawatannya (yang menghilangkan semua hambatan yang menggangu perjalanan Anda)? Bagaimana ongkos mengatur semua bakteri di makanan agar kita tidak sakit

Deretan panjang pertanyaan lain akan muncul.

Seluruh makhluk di langit dan bumi mensukseskan kehadiran Anda di warung tersebut, dan mengantarkan uang Rp 25 ribu ke pemilik warung, atas pengaturan dari Allah.

Jika Anda menyadari semua proses panjang (“di balik layar”) itu, maka sudah seharusnya kita tersungkur, takjub, kagum, penuh rasa syukur, detik demi detik yang kita lalui.

Jika semua rahmat Allah dihitung sebagai biaya, maka tidak ada harga yang pantas dicantumkan oleh pemilik warung tersebut. Dan jikapun biaya tersebut berhasil dihitung, maka pembeli tidak sanggup membayarnya, bahkan oleh seluruh makhluk di bumi sekalipun.

Itulah syarat agar pemilik warung mampu menjual sepiring nasi tanpa kerugian.

Itu baru makanan, bagaimana dengan datangnya pelanggan kita, proyek yang kita terima, kontrak yang kita tanda tangani? Apakah itu peran Anda semua?

Supaya Bisnis Anda Tidak Merugi

Semakin jelas bahwa seluruh transaksi perniagaan di semesta ini hanya bisa terjadi dengan rahmat Allah, bukan representasi cost of production & margin calculation saja seperti dalam buku ekonomi modern.

Tidak akan ada satu manusia pun yang sanggup membayar harga pokok produksinya Allah, apapun jenis industrinya. Ini lah mengapa semua bisnis itu sejatinya selalu merugi. Kecuali seperti yang telah Allah katakan dalam firmanNya :

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS. Al ‘Ashr: 1-3)

Melakukan perniagaan (berbisnis), adalah salah satu bagian dari kehidupan manusia. Oleh karena itu :

Manusia Benar-Benar dalam Kerugian (Kecuali)

Kerugian di sini adalah lawan dari keberuntungan. Kerugian sendiri ada dua macam :

Yang pertama, kerugian mutlak yaitu orang yang merugi di dunia dan akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat siksa di neraka.

Yang kedua, kerugian dari sebagian sisi, bukan yang lainnya.

Allah mengabarkan kerugian pada setiap manusia KECUALI yang punya empat sifat : (1) iman, (2) beramal sholeh, (3) saling menasehati dalam kebenaran, (4) saling menasehati dalam kesabaran.

1. Mereka Yang Memiliki Iman

Yang dimaksud dengan orang yang selamat dari kerugian yang pertama adalah yang memiliki iman. Syaikh As Sa’di dalam kitabnya, menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah perintah beriman kepada Allah dan beriman kepada-Nya tidak diperoleh kecuali dengan ilmu.

Iman itu diperoleh dari ilmu.

Iman di dalamnya harus terdapat perkataan, amalan dan keyakinan. Keyakinan inilah ilmu. Karena ilmu berasal dari hati dan akal.

Jadi orang yang berilmu jelas selamat dari kerugian.

2. Mereka Yang Beramal Sholeh

Yaitu melakukan seluruh kebaikan yang lahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah.

3. Mereka Yang Saling Menasehati dalam Kebenaran

Yaitu saling menasehati dalam dua hal yang disebutkan sebelumnya. Mereka saling menasehati, memotivasi, dan mendorong untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.

4. Mereka Yang Saling Menasehati dalam Kesabaran

Yaitu saling menasehati untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat, juga sabar dalam menghadapi takdir Allah yang dirasa menyakitkan. Karena sabar itu ada tiga macam: (1) sabar dalam melakukan ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyenangkan atau menyakitkan.

Sukses Pada Diri dan Orang Lain

Syaikh As Sa’di menjelaskan, “Dua hal yang pertama (iman dan amal sholeh) untuk menyempurnakan diri manusia. Sedangkan dua hal berikutnya untuk menyempurnakan orang lain.

Seorang manusia menggapai kesempurnaan jika melakukan empat hal ini.

Itulah manusia yang dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keberuntungan yang besar.”


Kembali ke contoh sepiring nasi yang dijual pemilik warung tadi.

Maka syarat keuntungan adalah iman, beramal sholeh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (dakwah). Semua itu dalam satu rangkaian yang harus dikerjakan.

Jika pemilik warung memahami bahwa pembeli (Anda) di hadapannya adalah makhluk Allah, yang akan membeli dagangannya seharga Rp 25 ribu dengan ongkos yang begitu besar, sehingga dia sendiri tidak sanggup menghitungnya, maka sudah pasti dia akan memberikan pelayanan yang luar biasa.

Bagi pengusaha yang tahu ini, menjalankan service excellent, profesionalisme total, bukanlah merupakan hal yang istimewa dalam menjaga kepuasan pelanggan, tetapi merupakan bentuk rasa syukur yang mendalam, dalam konteks beribadah (penghambaan) kepada Allah, Sang Maha Pemberi.

Jadi semakin besar rasa syukur, akan semakin hebat juga ikhtiar yang kita lakukan.

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Referensi:

  • Perbincangan dan buku dari Pak Dr. Iman Teguh Saptono (anggota Dewan Pertimbangan dan Wakil Pelaksana Badan Wakaf Indonesia, ex Dirut BNI Syariah)
  • Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.
Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Bagaimana Cara Mendapatkan Mentor?
Read More

Bagaimana Cara Mendapatkan Mentor?

Sebanyak 76% profesional yang bekerja, percaya bahwa seorang mentor penting untuk pertumbuhan, tetapi ternyata, lebih dari 54% tidak memiliki hubungan dengan mentor. Penelitian dengan jelas mengungkapkan, bahwa orang-orang yang punya mentor, memiliki kinerja yang lebih baik, kemajuan dalam karir mereka lebih cepat, dan bahkan mengalami lebih banyak kepuasan dalam kehidupan pekerjaannya. Tetapi, seringkali banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara mendapatkan mentor, atau cara menjalin hubungan dengan mentor.
Read More