Pada suatu ketika, datang orang dengan bermacam latar belakang ikut pada sebuah seminar bisnis. Mereka berharap bisa mengambil manfaat, atau keuntungan dari itu. Menambah pengetahuan, memperluas jejaring, atau cuma biar telihat keren.
Biasa setelahnya, beberapa orang akan berkelompok sesuai minat, karakter, kepentingan pribadi ataupun bisnis mereka. Lalu tidak jarang, ada beberapa dari mereka yang bersepakat menjalankan usaha bersama.
Ternyata, beberapa waktu kemudian, kongsi mereka pecah berantakan, bahkan menimbulkan perselisihan.
Sangat sedikit diantara mereka yang usahanya bisa terus berjalan.
Semua tahu, membangun bisnis itu tidak seindah drama korea.
Tingkat kegagalannya tinggi.
Apalagi jika rekan yang kita ajak bisnis tidak sehaluan.
Apalagi jika ada yang berniat cepat-cepat mengambil keuntungan.
Bisnis modelnya salaman, proyeksi indah dibentangkan, janji-janji manis ditebarkan.
Hasilnya ? Meringis belakangan.
Sound like familiar?
Perusahaan (yang mampu terus bertahan) itu tidak hanya tentang uang dan cuan.
Jika cuma itu, mereka tidak lebih daripada sekedar gerombolan.
Tidak butuh waktu lama untuk pecah berantakan.
Membangun perusahaan memang butuh kepercayaan.
Tapi, membangunnya tidak dengan gerudugan, foto-foto, dan kumpul-kumpul makan.
Membangun perusahaan punya checklist yang ilmiah.
Dimulai dari nilai-nilai yang setara.
Anda dan rekan, masing-masing punya nilai yang saling melengkapi.
- Berjalan dari kerjasama sederhana, lalu mulai menyamakan values, misi dan visi.
- Merencanakan hal-hal strategis, dan taktikal. Ini breakdown– nya bisa sangat panjang.
- Melanjutkannya dengan eksekusi pada produk, distribusi, finance, organisasi, sistem, dan seterusnya.
Checklist itu bisa bertambah atau berkurang, sesuai relevansi keadaan.
Dan kalaupun Anda sudah mengerjakan semuanya, tidak selalu menjamin perusahaan akan berjalan sesuai keinginan.
Apalagi jika Anda tidak !