Kebanyakan orang tidak menyadari hal ini di saat-saat awal, dan baru menyadarinya kemudian setelah melalui beberapa tahun perjalanan panjang menjalani karir itu dalam hidupnya.
“Momen terbaik kita kemungkinan besar terjadi ketika kita merasa sangat tidak nyaman, merasa tidak bahagia, atau merasa tidak puas. Karena hanya pada saat-saat seperti itulah, didorong oleh ketidaknyamanan kita, kita cenderung keluar dari kebiasaan kita, dan mulai mencari cara yang berbeda, atau jawaban yang lebih benar.”
M. Scott Peck
Saya ingin kamu mengetahui hal ini dari sekarang agar kamu bisa mengambil sikap. Tetapi, kamu juga boleh tidak setuju dengan saya.
Kehidupan Dalam Sebuah Skrip
Setiap orang tentu sudah, atau akan memilih karir sesuai dengan apa yang telah dipahaminya bahwa itu bagus, tetapi bisa jadi itu bukan yang benar-benar mereka inginkan.
Ukuran bagus itu bisa menjadi bias, ketika kamu melakukannya karena harapan orang tua, keinginan orang terdekat kamu, atau bahkan kamu melakukannya karena itu sesuatu yang sudah menjadi keladziman cara pandang masyarakat di sekitarmu.
Cara pandang yang membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi saya untuk akhirnya menyadari bahwa itu bisa jadi sesuatu yang tidak benar.
Dulu saya melihat hidup sebagai sebuah checklist seperti ini :
- TK
- Sekolah Dasar
- SMP
- SMA
- Perguruan Tinggi
- Bekerja
- Menikah
Selama bertahun-tahun, saya merasa inilah yang benar.
Mungkin karena inilah mengapa impian kebanyakan orang tidak pernah menjadi kenyataan.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk menyadari bahwa sebagian besar hidup yang saya jalani, hanya untuk memenuhi harapan orang lain, bukan harapan saya sendiri.
Menjalani hidup tanpa visi yang jelas adalah kesalahan yang mestinya bisa saya koreksi lebih awal dalam hidup saya.
Kamu bisa mengambil pelajaran dari hal ini.
Untuk meraih keberhasilan karirmu, tindakan yang kamu ambil harus selaras dengan aspirasi kamu sendiri.
Apakah hidupmu adalah sebuah checklist, atau apakah kamu memiliki KEBEBASAN untuk mengejar impianmu sendiri ?
Kisah Rio Dan Andre
Rio baru saja lulus dari universitas terkenal, ia senang atas kelulusannya, namun sangat bingung.
“Sekarang aku harus ngapain ? Siapa yang bisa ngasih tau aku apa yang harus aku lakukan ?”
Dia lalu mencari nasihat keluarga,
“Bu, apa yang harus aku lakukan sekarang ?”
“Carilah pekerjaan Rio !”, Ibunya menginstruksikan dia.
Lalu dia pergi ke ayahnya, “Ayah, apa yang harus aku lakukan sekarang ?”
“Carilah pekerjaan Rio !”, Ayahnya memerintahkan, sama seperti ibunya.
Suatu hari saat Rio pergi ke bengkel, dia ketemu dengan sahabat, sekaligus mentornya selama ini, si Andre yang sedang memperbaiki sebuah sepeda motor.
“Hei, Rio, ada apa ?”.
Rio tersenyum, lega menemukan mentornya.
“Tidak apa-apa. Aku hanya mencoba mencari tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya setelah aku lulus perguruan tinggi.”
“Oh, kalau itu sih aku sudah deal” kata Andre.
“Deal gimana maksudmu ? Bisakah kamu beritahu aku apa yang harus aku lakukan ?”, tanya Rio.
“Aku bisa memberimu panduan, tapi aku tidak akan pernah memberitahumu apa yang harus kamu lakukan”, kata Andre.
“Mengapa ? Katakan saja apa yang harus aku lakukan !”
“Dengar Rio, banyak teman – teman kita yang sekarang sedang mencari pekerjaan, dengan mengikuti kehidupan dalam sebuah skrip“.
“Itu mungkin kesalahan terbesar yang dilakukan orang-orang saat memulai karir mereka”.
“Maksudmu gimana, Andre ?”
Andre mengambil kursi, lalu duduk dengan Rio, “Sulit untuk tidak mengikuti hal yang sudah umum orang lakukan. Coba pikirkan. Kita telah dilatih untuk terbiasa mengikuti instruksi-instruksi sejak kita dilahirkan. Jadi hari ini, kita adalah orang dewasa yang telah tertanam di pikiran kita akan hal-hal itu”.
“Sekarang, kita akan berjuang untuk berpikir di luar kebiasaan orang pada umumnya”, kata Andre lagi.
“Kamu benar, Andre ! Kamu kan tahu, selama ini, aku adalah siswa yang terbilang hebat. Aku terus menerus mendapatkan penghargaan akademis untuk mengikuti ‘instruksi-instruksi’ sekolah dan kampus. “
“Rio, kebanyakan dari kita terpapar indoktrinasi, BUKAN pendidikan”, kata Andre.
“Apa kamu sedang mabuk, Andre ?”
“Tidak Rio, aku tidak sedang mabuk ! Itu adalah hasil manipulasi bertahun-tahun dari sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip Era Industri, yang dirancang untuk menjadikan kita sebagai pekerja dengan standar tertentu”.
“Apakah Itu alasan mengapa kita selama ini di-evaluasi dengan tes yang sudah baku ?”
“Ya ! Kita terlatih untuk mengikuti instruksi yang akan selalu memberi tahu kita apa yang harus dilakukan, tidak untuk berpikir. “
“Aku bingung, Andre. Aku jadi merasa tidak puas, dan berasa hampa”
“Kamu tidak sendiri, Rio, aku telah berjuang sepanjang hidupku !”
“Apa yang salah ? Apa yang bisa aku rubah ?”, kata Rio.
“Dengan tidak menjadi pemilik impianmu sendiri, tindakan dan tujuan kamu adalah hal yang salah, Rio !”
“Jadi tolong beritahu aku, Andre, kesalahan apa yang harus aku hindari saat memulai karirku?”
“Hindari mengikuti kebanyakan orang ! Investasikan waktu untuk memvisualisasikan karir kamu. Aku menantangmu untuk bermimpi ! Biarkan dirimu berpikir di luar batasan mental dan emosional kamu sendiri. “
“Terdengar menyenangkan“, Rio tersenyum.
“Bersungguh-sungguhlah, dan TULIS visi untuk hidupmu. Tanyakan apa yang ingin kamu raih, seperti apa pekerjaan dan kehidupan impianmu yang kamu paling inginkan. Ingat, tulislah !”
“Mengapa menulisnya ?”
“Jangan pernah melupakan itu, Rio !”, Andre dengan cepat menyela, dan berkata dengan tegas, “Apakah kamu punya rencana untuk hidupmu atau orang lain yang akan membuat rencana untuk hidupmu !”
Ini penting !
“BERBAHAYA menjalani hidup tanpa rencana bro ! Kendalikan karir dan hidupmu sendiri !“, kata Andre dengan penuh semangat.
“Btw, kamu tidak perlu ijin untuk bermimpi !”, kata Andre lagi.
“Terima kasih, Andre ! Aku akan membagikan pengetahuan ini dengan semua teman-teman yang lain !”, kata Rio sambil menjabat tangan Andre.
“Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan yang hebat adalah dengan mencintai apa yang kamu lakukan. Kalau kamu belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan berdiam saja.”
Steve Jobs