Jauh lebih sulit membangun kepercayaan, daripada membangun gedung bertingkat seratus, sekalinya hancur, butuh waktu lama untuk membangunnya kembali.
Dengan skala proporsional, gedung Twin Towers WTC di Manhattan, Amerika Serikat, yang ambruk dihantam pesawat terbang “nyasar” pada peristiwa 11 September 2001, masih lebih cepat dibangun dan dibuka kembali (3 Nopember 2014), daripada membangun kembali kepercayaan seseorang yang telah jatuh akibat perbuatan yang menciderai reputasinya sendiri.
Kredibilitas adalah reputasi seseorang yang terkait dengan kualitas dan kemampuannya dalam menimbulkan kepercayaan dari pihak lain.
Sungguh sangat luar biasa pengaruh sebuah kredibilitas dalam kesuksesan karir seseorang, jauh melampaui modal harta benda, kedudukan, jabatan bahkan ilmu sekalipun.
Ketika Anda sudah tidak dipercaya oleh orang lain, beribu-ribu janji Anda, atau kesanggupan Anda untuk membayar dengan uang sebanyak apapun, tidak dengan mudah orang akan begitu saja percaya lagi kepada Anda. Yang ada hanyalah rasa curiga atas niat baik Anda tersebut.
Sekeras apapun, sepintar apapun, sekaya apapun Anda, bisnis yang akan Anda lakukan dipastikan tidak akan berhasil dengan baik jika kredibilitas Anda sudah tidak ada.
Kepercayaan tidak bisa dibeli dengan uang Anda, tidak pula dengan kepintaran Anda, tidak juga dengan jabatan Anda. Kepercayaan sungguh sangat mahal.
Menjunjung Tinggi Nilai Kejujuran
Seseorang bisa membangun kepercayaan dengan tidak bermodal harta benda, tetapi dari perbuatannya. Sungguh “murah” untuk membangun kredibilitas, tetapi tentu saja tidak mudah untuk memperolehnya begitu saja.
Selalu berbuat jujur adalah kunci utama untuk membangun kredibilitas.
Sangat mudah untuk diucapkan, tetapi sangat berat untuk dilakukan. Kita merasa berat karena bermacam alasan, tetapi lebih seringnya adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri. Dalam konteks bisnis atau pekerjaan, seseorang mungkin akan mendapat untung lebih besar jika ia berbohong dengan melebih-lebihkan mutu produknya, atau melebih-lebihkan hasil pekerjaannya.
Tapi ingat, pada dasarnya orang lebih suka berhubungan dengan orang yang jujur dan bisa dipercaya. Bukankah Anda juga lebih senang menyerahkan sebuah urusan kepada orang yang telah anda ketahui kejujurannya ?
Bahkan, penjahat sekalipun, ia pasti lebih senang berhubungan dengan anak buahnya yang bisa ia percaya.
Keuntungan yang didapatkan dengan berlaku tidak jujur akan berdampak sangat kompleks dalam kelangsungan hidup kita, serta pada bisnis/pekerjaan kita pada khususnya. Sesaat kelihatan menguntungkan, tetapi sangat dahsyat akibatnya di kemudian hari.
Jika orang sudah mengetahui kebohongan atau kecurangan yang telah Anda lakukan, untuk selanjutnya, ia bukan saja tidak akan mau melakukan bisnis dengan Anda (atau mempercayai pekerjaan Anda), tetapi akan berdampak pada hubungan baik Anda dalam aktivitas lain dan pada lingkungan Anda. Jika anda mempunyai istri, suami, anak, orang tua, mertua, saudara, mereka akan terkena akibat buruk perbuatan yang Anda lakukan.
Ada yang berpendapat bahwa dalam setiap bisnis, tidak mungkin maju jika dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang jujur dan benar. Pendapat ini diperkuat oleh praktek-praktek bisnis yang sekarang ini terjadi, persaingan yang tidak sehat, saling menjatuhkan, mark up harga, klaim atas mutu yang tidak sesuai, dll.
Jadi hanya isapan jempol belaka jika sebuah bisnis bisa maju apabila dilakukan dengan cara-cara yang jujur, sebab “business is animal”, katanya.
Pengusaha sejati, tidak membenarkan pendapat ini.
Ini seperti yang telah saya katakan sebelumnya. Pada dasarnya, seseorang akan lebih suka berhubungan dengan orang/institusi/perusahaan yang jujur terpercaya atau mempunyai kredibilitas yang tidak diragukan.
Perusahaan yang berlaku jujur, akan menimbulkan rasa senang, aman, nyaman, bagi orang-orang yang melakukan transaksi dengannya. Tidak ada keraguan sedikitpun terhadap perusahaan itu, tidak ada rasa takut dan curiga akan dicurangi / dibohongi oleh perusahaan itu. Selama hal ini tetap terjaga, kesinambungan usaha akan terus berlanjut.
Perusahaan juga mendapatkan publikasi gratis dari customer yang puas akan produk / pelayanannya, karena dipastikan ia akan merekomendasikan perusahaan itu kepada relasi-relasinya.
Sebuah Cerita Tentang Kejujuran
Ini berkisah tentang seorang pemuda asal Jawa Barat yang senang berwirausaha. Ia sudah memulainya semenjak masih anak-anak dengan menjual jambu dan berjualan es. Berdagang, juga dilakukannya pada saat ia bersekolah SMP dan SMA sekedar untuk menambah uang saku dan membeli sendiri kebutuhannya. Tetapi, kegiatan berbisnis ini mulai menjadi-jadi saat ia di bangku kuliah. Ia membuat usaha keset dari kain perca. Ia juga jadi penjual batere dan film kamera untuk acara wisuda. Bahkan, ia juga mencoba menjadi sopir angkot. Setelah menikah, ia merintis usaha kecil-kecilan dengan berjualan buku-buku agama di Masjid. Ia memikul sendiri kardus berisi buku-buku itu. Kelak…, dari sinilah cikal bakal sebuah toko buku dan supermarket yang terkenal sampai saat ini.
Ia juga membuat hasil kerajinan bersama anak-anak didik madrasah yang diajarnya, pada sore hari. Usaha membuat plang dan sablonan juga ia lakukan. Dari usaha ini pula, sekarang berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan.
Kemudian, karena istrinya punya ketrampilan menjahit, ia juga menerima order jahitan. Usaha ini kemudian juga berkembang menjadi perusahaan konveksi.
Lalu, mengapa dari semua usaha yang ditekuninya tersebut seakan-akan selalu berhasil ?
Sebetulnya hal ini tidak mudah untuk mencapainya, karena kegagalan pastilah ada. Selain ketekunan yang luar biasa, Ia bisa mencapai semua ini karena semua orang merasa nyaman dan aman untuk berbisnis dengannya.
Kenapa ? Karena semua orang telah mengenal kejujurannya. Tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Bahkan ada cerita dimana, pelanggannya dipersilahkan untuk memasukkan sendiri uang bayarannya ke laci, sementara ia sedang menunaikan ibadah sholat.
Tahukah Anda ? Orang itu adalah Abdullah Gymnastiar, atau lebih dikenal dengan nama Aa Gym.
Sekarang, dengan berbekal ketekunan dan kejujuran, misi dan visi mulianya dalam berbisnis, ia telah memiliki puluhan perusahaan di berbagai bidang dengan omset milyaran rupiah, dan menjadi ladang pekerjaan bagi ribuan orang.
Sekarang, saya ingin memberi pertanyaan. Adakah keraguan di hati anda atau kekhawatiran untuk dicurangi, jika suatu saat anda berbelanja di salah satu toko milik Aa Gym ?
Kemudian, dalam skala lebih besar, jika anda seorang usahawan, ragukah anda untuk berhubungan bisnis dengan Aa Gym ?
Jawaban orang kebanyakan adalah TIDAK RAGU, karena nama Aa Gym adalah jaminan sebuah KREDIBILITAS yang sudah teruji.
Integritas
Dalam kepemimpinan juga begitu. William A. Cohen dalam bukunya The New Art of the Leader, ia mengemukakan “8 hukum bagi kepemimpinan”.
Urutan pertama dan paling utama adalah integritas, urutan selanjutnya boleh dibolak-balik.
Integritas adalah jujur, bisa dipercaya, berwatak baik.
Pemimpin yang baik memiliki ini. Yang perlu diperhatikan adalah, bahwa pemimpin tidak harus secara struktural menduduki posisi paling atas. Pemimpin bisa hadir di level manapun. Jadi jangan heran jika ada seseorang yang tidak duduk sebagai pejabat di pemerintahan, tetapi ia menjadi panutan dan justru lebih dihormati oleh masyarakat.
Jadi, jika sudah mengetahui betapa SANGAT menguntungkannya berlaku jujur, maka tidak ada alasan bagi kita untuk berbuat tidak jujur dalam semua hal.
Kemampuan Yang Berkualitas Dan Selalu Inovatif
Orang percaya kepada kita, karena kejujuran yang kita miliki. Tetapi ia ingin bukti lain bahwa kita juga sanggup dan mampu untuk menerima / mengerjakan sesuatu yang telah dipercayakan kepada diri kita.
Mereka akan kecewa jika tugas / pekerjaan yang diberikan kepada kita, ternyata tidak mampu kita kerjakan dengan baik. Akibatnya, mereka akan mencari orang lain yang sama-sama memiliki kejujuran, tetapi mempunyai kemampuan lebih baik daripada kita.
Untuk itu, tiada jalan lain bagi kita, kecuali meningkatkan kemampuan dan keahlian, agar terampil dan handal dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang akan ditangani. Banyak cara untuk ini. Terdapat banyak pelatihan, seminar, kursus yang bisa Anda dapatkan.
Selain meningkatkan kemampuan diri, kredibilitas akan semakin kuat jika kita selalu melakukan evaluasi dan perbaikan, terus menerus ber-inovasi untuk mengembangkan diri.
Segala sesuatu penuh dengan perubahan. Tanpa mengikutinya, kita akan tertinggal.
Maka, kita harus selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada, menyaring dan mengolahnya untuk memperkaya wawasan kita, serta menjadikannya bahan pembelajaran agar kita menjadi lebih cakap, terampil dan handal.
Jujur, terampil dan selalu ber-inovasi, akan memperkokoh KREDIBILITAS kita. Ini akan menjadi modal utama kita dalam melakukan kegiatan apapun yang akan kita lakukan, berjalan dengan baik. Kredibilitas adalah mata uang yang akan diterima di seluruh belahan dunia manapun.
Sudahkah Anda memilikinya ?