Kebanyakan orang berusaha untuk tidur di malam hari, selama 7-9 jam sesuai rekomendasi. Dalam science, istilahnya adalah “tidur monophasic”.
Dengan kata lain, pola tidur satu kali di malam hari.
Akan tetapi, kita mungkin tidak didesain untuk tidur demikian.
Saya yakin Anda pernah mengalami penurunan konsentrasi di siang hari, saat merasa mengantuk. Tiap orang bisa beda, tapi biasanya ini terjadi antara pukul 1 siang sampai 4 sore.
Anda mungkin mengira kantuk siang ini disebabkan oleh makan siang yang kebanyakan, tetapi kenyataannya ini seperti terprogram.
Ini pertanda bahwa manusia mungkin didesain dengan pola “tidur biphasic”, yaitu satu pola tidur panjang di malam hari, dan satu pola tidur singkat di siang hari.
Apakah tidur siang bermanfaat ?
Dalam Islam, tidur (istirahat) siang sebentar, disebut dengan qailulah, dan termasuk hal yang disunahkan (sangat dianjurkan untuk dilakukan) . Qailulah disebutkan dalam Al Qur’an, diantaranya dalam surah Al-Furqon : 24.
Para ilmuwan jaman sekarang, termasuk Matt Walker Ph.D., seorang profesor Ilmu saraf dan psikologi di University of California, Berkeley, menemukan bahwa tidur siang itu bermanfaat, baik untuk otak maupun tubuh.
- Tidur siang 30 menit, berkaitan dengan potensiasi jangka panjang, sebuah proses yang menguatkan sinapsis antar saraf, yang penting untuk belajar.
- Tidur siang 30-60 menit memiliki manfaat di atas, juga menstabilkan dan menguatkan memori jangka panjang.
- Tidur siang 60-90 menit memasuki tahap tidur REM (rapid eye movement), alias tidur bermimpi.
Orang yang tidur siang menunjukkan manfaat kognitif secara konsisten, sementara yang tidak tidur siang, belum tentu.
Tapi, jika tidur siang terlalu sore, atau terlalu lama, maka dorongan untuk tidur di malam hari mungkin akan hilang.