Cara Saya Menata Hidup, Menajamkan Pikiran, dan Merawat Diri Dengan Menulis.
Jika Anda merasa terlalu sibuk untuk menulis, mungkin justru itulah tandanya Anda perlu menulis. Ini bukan soal waktu, tapi soal arah hidup.


Dulu saya hanya pembaca. Rajin, tapi penakut.
Takut menulis. Takut salah. Takut ditertawakan.

Mulai nulis pun iseng. Tahun 2009. Di status Facebook.
Sederhana, kadang sok bijak, seringnya wagu.

Saya masih ingat satu-dua status yang kalau saya baca sekarang, bikin ketawa sendiri. Bahasa saya kaku. Gaya tulisannya belum karuan.

Tapi dari situlah semua dimulai.

Dan di tahun 2020 saya akhirnya buat blog ini sendiri. Hari itu saya janji ke diri sendiri: saya akan menulis, bukan karena saya sudah jago, tapi karena saya ingin tumbuh. Jadi, saya berhenti menunggu tulisan yang sempurna.

Dan alhamdulillah, hari ini sudah ada lebih dari 300 artikel saya tulis sendiri.
Satu demi satu. Konsisten.

Ini jadi artikel yang ke 301.

Saya CEO.
Dua perusahaan. Sengaja saya batasi supaya fokus.
Tugas seabrek. Rapat, manajemen tim, ambil keputusan.
Di tempat lain, saya komisaris, advisor, konsultan. Tugasnya mikir strategis.

Tapi saya tetap menyempatkan waktu 20-30 menit setiap pagi. Saat pikiran masih segar, sebelum hari dimulai. Saya membaca. Lalu saya menulis.

Kenapa?
Karena saya percaya satu hal: menulis adalah salah satu kebiasaan terbaik yang pernah saya bangun.

10 Alasan Mengapa Kamu Harus Mulai Menulis Sekarang

Menulis bukan hanya soal menciptakan karya atau menghasilkan konten. Menulis adalah aktivitas yang menyentuh hampir semua aspek hidup kita: psikologis, intelektual, spiritual, hingga profesional. Berikut ini 10 alasan mengapa saya percaya menulis bisa mengubah hidupmu.

1. Menulis Itu Terapi Gratis

Ketika kita bingung, marah, atau gelisah, tulisan jadi pelampiasan yang aman. Kata demi kata seperti katup tekanan.

Psikolog James Pennebaker bahkan membuktikan: menulis tentang emosi dapat meredakan stres, memperbaiki suasana hati, bahkan menyembuhkan trauma.

Kenapa? Karena emosi yang ditulis tidak lagi mendesak di kepala.
Overthinking pun berkurang.

Kita jadi lebih kenal diri sendiri. Jadi lebih kuat menghadapi masalah.
Menulis itu seperti bicara dengan diri sendiri, tapi lebih jernih.

Saya merasakannya sendiri. Saat tekanan datang bertubi-tubi, saya menulis. Bukan untuk dipublikasikan. Tapi untuk mengeluarkan beban.

Rasanya plong. Lega.

2. Menulis Menjernihkan Pikiran

Kadang kita sibuk. Tapi tidak tahu sedang sibuk untuk apa.

Menulis membantu saya menyaring pikiran. Ide yang tadinya kabur, jadi jernih. Rencana yang tadinya kusut, jadi runtut.
Di kepala, semua terasa benar. Tapi ketika ditulis, baru ketahuan mana yang kosong, mana yang substansial.

3. Menulis Menata Hidup

Saya mungkin bukan orang paling disiplin. Tapi sejak menulis tiap pagi, saya belajar membangun kebiasaan.

Menulis membuat saya lebih sadar. Tentang tujuan, tentang waktu, tentang prioritas.
Saya sering bilang ke beberapa orang, “Menulis itu bukan soal gaya bahasa. Tapi soal melatih arah berpikir.”

4. Menulis Memperkuat Otak

Setiap tulisan itu olahraga untuk neuron. Otak dipaksa menyusun kata, mengingat pengalaman, merangkai logika.

Studi-studi membuktikan: menulis meningkatkan memori kerja, daya pikir kritis, bahkan bisa memperlambat penurunan fungsi otak saat menua.
Saya menulis bukan hanya untuk hari ini. Tapi juga untuk otak saya 20 tahun ke depan, InsyaAllah.

5. Menulis Membantu Fokus

Di tengah dunia yang bising—notif, pesan, scroll tanpa henti, menulis memaksa kita berhenti dan duduk. Diam. Fokus.

Saat saya menulis, saya hanya bersama satu hal: ide saya.
Dan itu meditasi terbaik yang bisa saya lakukan tanpa harus duduk bersila.

6. Menulis Membuka Peluang

Dulu saya menulis diam-diam. Sekarang, tulisan saya dibaca ribuan orang. Diundang jadi pembicara, diminta jadi mentor, atau sekadar mendapat pesan, “Terima kasih tulisannya menginspirasi.”

Itu semua bukan karena saya penulis hebat. Tapi karena saya konsisten menulis.

Visibility creates opportunity.

7. Menulis Meningkatkan Rasa Syukur

Setiap kali saya menulis jurnal pagi, saya mulai dengan satu pertanyaan, “Apa yang bisa saya syukuri hari ini?”

Kadang jawabannya sederhana: teh panas. Kadang lebih besar: proyek berjalan lancar.

Menulis rasa syukur membuat saya lebih sadar bahwa hidup ini bukan soal yang kurang, tapi soal yang sudah cukup.

8. Menulis Membangun Reputasi

Saya sering bilang, reputasi itu tidak dibangun dari satu prestasi, tapi dari jejak. Dan menulis adalah jejak itu.

Kalau Anda ahli di suatu bidang, tapi tidak pernah menulis, orang lain tidak akan tahu.
Tulisan adalah cara Anda membagikan ilmu, membangun kredibilitas, dan memperkuat personal branding.

9. Menulis Menghubungkan Kita dengan Orang Lain

Kadang tulisan saya dibalas dengan komentar yang membuat saya sadar, “Ternyata saya tidak sendirian”. Ternyata banyak orang yang merasakan hal yang sama.

Tulisan adalah jembatan. Ia menghubungkan kita dengan sesama, dengan komunitas, bahkan dengan dunia.

Menulis membuat saya merasa lebih terhubung, lebih didengar, dan lebih berarti.

10. Menulis Menjadi Legacy

Saya tidak tahu sampai kapan saya bisa berbicara. Tapi saya ingin tulisan saya tetap bicara, bahkan saat saya sudah tiada.

Itulah kenapa saya menulis. Karena tulisan adalah warisan yang tidak butuh lemari besi, tapi bisa tinggal di kepala dan hati banyak orang.

Penutup

Semua Orang Bisa Menulis, Termasuk Kamu

Menulis itu bukan untuk orang yang punya banyak waktu.
Tapi untuk mereka yang mau menyisihkan waktu.

Bukan untuk mereka yang sudah jago.
Tapi untuk mereka yang mau belajar.

Bukan untuk mereka yang bebas dari kritik.
Tapi untuk mereka yang berani melampaui rasa takut itu.

Kalau kamu suka membaca, tapi belum berani menulis, saya dulu juga begitu.
Kalau kamu sibuk dan merasa tak sempat menulis, saya juga pernah berpikir begitu.

Tapi saya coba. Sedikit demi sedikit. Dan hidup saya berubah.

Sekarang giliranmu.

Mulailah. Dari satu paragraf. Satu ide. Satu pagi.
Dan biarkan tulisan itu tumbuh, seperti hidupmu sendiri.

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.


Free 3 Kunci Miliarder Sukses



Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Berpikir Ala Jenius Dengan First Principle Thinking
Read More

Berpikir Ala Jenius Dengan First Principle Thinking

Cara berpikir para jenius di dunia memiliki satu kesamaan, yaitu mereka banyak berpikir tentang cara mereka berpikir. Elon Musk dan juga beberapa entrepreneur hebat lainnya menggunakan kerangka kerja yang disebut dengan First Principle untuk menyusun pemikiran mereka. Sebuah kerangka cara berpikir (penalaran), dengan cara menggali suatu hal sampai ke esensi dasarnya, sehingga hal itu tidak lagi diselimuti oleh asumsi-asumsi lain, dan tidak bisa diurai lebih dalam lagi. Kemudian dari esensi dasar itu, dibangun sebuah pemikiran sendiri. Bagaimana Anda juga bisa melakukannya ?
Read More
Rahasia Sukses Dengan Investasi Waktu
Read More

Rahasia Sukses Dengan Investasi Waktu

Kalau Anda belum punya uang untuk diinvestasikan, maka investasikanlah waktu Anda. Kebanyakan orang tidak menjadi lebih baik dari lima tahun lalu karena mereka hampir tidak menginvestasikan waktu untuk meningkatkan diri dalam ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan networking mereka.
Read More