Pada masa sulit, adalah saat kita bisa melihat dengan lebih jelas kecenderungan tindakan yang diambil oleh seseorang. Sedangkan tindakan seseorang tidak akan pernah lepas dari karakternya, yaitu sesuatu yang dibentuk dari kebiasaan-kebiasaan dirinya selama bertahun-tahun.
Karakter tersusun dari temperamen dasar (dominance, steadiness, influence, compliance), keyakinan, pendidikan/wawasan, purpose, dan pengalaman hidup.
Karakter menunjukkan kualitas seseorang, yang merupakan gabungan hal-hal di atas.
Ia akan menentukan bagaimana seseorang akan merespon suatu kejadian, situasi, dan keadaan hidup.
Kualitas yang baik selalu lahir melalui ujian. Hal-hal yang tidak kita sukai, kesulitan, tekanan, tantangan, penderitaan.
Karakter yang baik akan menjadi kekuatan dalam melewati masa sulit
7 Golongan Orang Indonesia Pada Masa Krisis Covid-19
Covid-19 outbreak adalah pandemi. Hampir merata di semua belahan dunia saat ini, termasuk Indonesia. Semua pihak berusaha keras untuk menghambat penyebarannya. Ini adalah krisis untuk diatasi bersama.
Banyak kebijakan dibuat pemerintah, banyak usaha dilakukan oleh elemen-elemen masyarakat. Sampai saat saya menulis ini, belum menghasilkan result yang menggembirakan. Angka penyebaran belum menurun. Ekonomi masih berjalan lambat. Kondisi tidak berjalan normal. Respon masyarakat beragam.
Menarik untuk melihat respon masyarakat pada kondisi seperti ini, dikaitkan dengan kualitas karakter. Saya menyebutnya sebagai golongan atau kelompok, hanya untuk mempermudah penyebutan. Tidak ada judgement benar atau salah dalam hal ini.
Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah)
[HR al-Bukhari no. 3336 dan Muslim no. 6708]
Pada situasi krisis ini, paling tidak ada 7 golongan orang, dan coba perhatikan, nyaris setiap orang yang berkelompok pada golongan tersebut mempunyai karakter yang hampir sama :
1. Golongan Loyalist Penguasa.
Adalah mereka yang selalu mendukung apapun kebijakan, himbauan, pernyataan yang dikeluarkan oleh pemangku kekuasaan saat ini. Mereka adalah orang yang punya kepentingan terhadap penguasa saat ini. Bisa aparat, simpatisan, fans, orang partai, orang yang dijanjikan sesuatu, orang yang diberikan fasilitas, orang yang berhutang budi, atau bahkan rakyat biasa yang merasa terbantu.
Pendapat pihak lain yang bertentangan akan dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan.
2. Golongan Kontra Penguasa
Ini adalah kelompok sebaliknya. Mereka akan selalu menentang apapun kebijakan, himbauan, pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak penguasa. Bisa berasal dari pihak oposisi, orang yang dikecewakan, orang yang dirugikan, orang yang tidak diperhatikan, orang yang disingkirkan, atau rakyat biasa yang tidak terurus.
Tidak jarang mereka akan saling bully dengan lawannya, dan menimbulkan kericuhan.
3. Golongan Orang Berilmu
Ini adalah kelompok yang tidak tertarik untuk berpihak pada 2 golongan sebelumnya. Sikap mereka jelas. Mereka akan berpegang dan patuh pada hal-hal yang mereka tahu ilmunya, dan mereka adalah pemilik karakter yang baik.
Mereka bisa saja suatu saat mendukung kebijakan penguasa, bisa suatu saat mengkoreksinya, sekaligus juga akan memberikan pandangan pada masyarakat luas.
Keilmuan mereka bisa beragam, politik, sosial, pendidikan, teknologi, hankam. Tetapi mereka selalu akan mencocokkan ilmu-ilmu tersebut dengan ilmu agama yang mereka yakini, dan meletakkan di bawahnya.
Mereka bisa saja berasal dari aparat pemerintah itu sendiri, bisa juga dari oposisi pemerintah, ulama, cendekiawan, dan bisa dari siapa saja.
Mereka berbeda sikap dengan 2 golongan sebelumnya. Mereka tidak asal.
4. Golongan Orang Bingung
Ini adalah orang kebanyakan. Mereka bisa berasal dari lapisan sosial mana saja. Tidak jarang mereka ini bisa berasal dari masyarakat dengan tingkat sosial yang tinggi.
Mereka bisa dengan mudah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Dengan mudah bisa percaya, lalu beberapa saat membuangnya, kemudian mempercayai hal yang lain lagi.
Pada situasi seperti ini, mereka akan mengikuti informasi yang paling banyak. Jika misal kebanyakan orang akan mudik, mereka akan ikutan.
5. Golongan Orang Semau Gue
Mereka mendasarkan tindakan yang dilakukan pada pemahaman yang mereka yakini. Sayangnya, mereka tidak mampu menguasai temperamen dasarnya. Dengan kata lain, mengikuti hawa nafsu. Kepedulian mereka kepada diri sendiri dan orang lain, terbilang rendah.
Dalam kondisi pandemi ini, mereka tidak kuatir tertular atau menularkan. Mereka meyakini sesuatu, dan berusaha mempengaruhi orang lain.
6. Golongan Orang Tanpa Pilihan
Ini banyak terjadi pada strata sosial bawah. Mungkin mereka tahu resiko atas situasi yang terjadi, tetapi mereka tidak punya pilihan lain karena mereka harus menyambung hidup dari kegiatan sehari-hari.
Para tenaga kesehatan di level bawah bisa jadi masuk golongan ini, karena mereka tidak punya pilihan selain menjalankan tugasnya, terikat sumpah dan kode etik.
Tetapi, bagi mereka yang sejatinya punya kemampuan untuk memilih / menolak, tetapi tetap menjalankan tugasnya, akan melompat ke golongan pejuang.
7. Golongan Pejuang
Jumlahnya sedikit, tapi impact nya luar biasa. Pejuang adalah orang yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingannya sendiri. Tanpa pamrih. Tanpa publikasi. Tanpa selfie.
Pada masa krisis ini, mereka bisa berasal dari siapa saja. Dokter, tenaga medis, donatur, pejabat, orang-orang biasa, yang secara sukarela saling membantu agar kita semua terlepas dari kesulitan ini.
Anda termasuk golongan yang mana ?
Segala sesuatu memiliki banyak keterkaitan. Tak terkecuali karakter.
Seseorang bisa diketahui dari buku-buku yang dibacanya, dari teman-teman yang bersamanya, oleh pujian yang ia berikan, dengan pakaiannya, oleh seleranya, oleh kisah-kisahnya, oleh kisah-kisah yang ia ceritakan, dengan kiprahnya, oleh gagasannya , dengan melihat rumahnya, bahkan dari kamarnya.
Any fool can criticize, condemn, and complain – and most fools do. But it takes character and self-control to be understanding and forgiving
— Dale Carnegie