Apple akan meluncurkan iPhone 14 pada 7 September 2022 mendatang. Dalam undangannya yang keren, tertulis Far Out dan logo Apple yang dibentuk oleh bintang-bintang.

Apple Event Invitation iPhone  14
Apple Event Invitation

Diperkirakan seperti sebelumnya, orang-orang akan rela antri mengular ber jam-jam di toko, hanya untuk mendapatkan iPhone versi terbaru, meskipun harganya relatif mahal.

Mengapa ?

Jawabannya mungkin sangat beragam tergantung sudut pandang bidang.

Tetapi ada satu hal, Apple sangat inovatif !

Meski beberapa orang bilang bahwa inovasi di Apple menurun setelah Steve Jobs tidak ada, mereka masih selalu lebih inovatif daripada para pesaingnya.

Padahal, mereka dulunya sebuah perusahaan produsen komputer.

Mereka seperti perusahaan komputer lainnya, talenta mereka punya akses pengetahuan yang sama, punya konsultan yang sama, dan media yang sama.

Lalu, mengapa mereka tampak memiliki sesuatu yang berbeda?

Mengapa Orang Rela Antri Membeli iPhone 14?

Pada konsep Golden Circle nya Simon Sinek,

Setiap orang, setiap organisasi di dunia ini pasti tahu APA yang mereka lakukan.

Beberapa di antaranya tahu BAGAIMANA mereka mengerjakannya.
Ini yang disebut sebagai unique value proposition atau unique selling point Anda.

Namun, sangat sedikit sekali orang atau organisasi yang tahu MENGAPA mereka mengerjakan hal itu.

Konsep Golden Circle – Simon Sinek

MENGAPA ini adalah, Apa tujuan Anda ? Apa alasan Anda ? Apa keyakinan Anda ? Mengapa organisasi Anda harus ada ? Dan mengapa orang lain harus peduli ?

Itulah yang akan mempengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan berkomunikasi.

Cara Apple Berkomunikasi

Pesan pemasaran dari banyak perusahaan biasanya kurang lebih akan seperti ini :

“Kami membuat smartphone hebat. Smartphone ini didesain dengan canggih, indah, dan mudah digunakan. Ayo beli !”

Contoh lagi,

“Inilah mobil baru kami. Mesin tangguh, tidak boros, interiornya keren. Belilah mobil kami !”.

Begitulah kebanyakan kita berkomunikasi.
Begitulah kebanyakan pemasaran dan penjualan melakukannya.
Dan juga kebanyakan dari kita dalam berkomunikasi.

Kita mengatakan apa yang kita lakukan (WHAT), bagaimana kita berbeda atau lebih baik (HOW), lalu kita berharap timbal balik, sebuah pembelian, untuk dipilih, untuk dicintai, dan sebagainya.

Hal-hal yang tidak inspiratif !


iPhone 14

Beginilah Apple berkomunikasi,

“Saat ini kami melakukan hal-hal yang sangat berbeda dari keumuman, kami melawan status quo. (WHY)

Kami mempercayai cara kami dalam melawan status quo adalah dengan mendesain produk kami dengan indah, sederhana dan mudah digunakan. (HOW)

Kami baru saja membuat smartphone yang hebat. (WHAT)

Anda mau membeli?”

Sangat berbeda kan ?

Yang mereka lakukan adalah membalik urutan informasi.

Dan orang-orang tergerak untuk membeli smartphone dari Apple.

Hal itu membuktikan bahwa orang tidak membeli APA yang Anda kerjakan, tetapi orang-orang membeli MENGAPA Anda mengerjakannya.

Jika Anda mengatakan apa yang Anda yakini, Anda akan menarik mereka yang percaya pada yang Anda yakini.

Hukum Penyebaran Inovasi

Mengapa menarik orang yang percaya apa yang Anda percayai itu penting ?

Ini disebut dengan hukum penyebaran inovasi (diffusion of innovation).

2½ % dari populasi kita adalah para inovator.

13½ % dari populasi kita adalah pengguna pertama (early adopter).

34% berikutnya adalah mayoritas awal (early majority), mayoritas yang terlambat (late majority) 34%, dan mereka yang tertinggal (laggards) 16%.

Diffusion of Innovation
Diffusion of Innovation

Kita semua ada di berbagai tempat, di berbagai waktu pada skala ini.

Jika Anda ingin sukses besar di pasar, atau ide Anda diterima oleh pasar yang besar, Anda harus mencapai titik tertentu antara 15% – 18% penetrasi pasar.

Tantangannya adalah, bagaimana Anda menemukan orang yang seperti ?

Ada celah kecil yang harus Anda harus tutup, seperti yang dikatakan oleh Geoffrey Moore, “melintasi jurang.”

Karena, orang-orang pada kelompok mayoritas awal, tidak akan mencoba sesuatu sampai seseorang pernah mencobanya terlebih dahulu.

Orang-orang itu adalah inovator dan pengguna pertama, mereka nyaman dalam mengambil keputusan berani.

Mereka nyaman dalam mengambil keputusan yang intuitif, yang itu digerakkan oleh apa yang mereka yakini, dan bukan hanya dari produk apa yang tersedia.

Merekalah yang rela mengantri selama 6 jam untuk membeli iPhone saat pertama kali keluar, dimana orang lain (mungkin termasuk Anda) malas, dan berpikir bisa membeli minggu depannya.

Mereka adalah orang-orang serupa yang menghabiskan ratusan juta rupiah untuk membeli TV layar datar ketika pertama kali dijual, meskipun teknologinya masih di bawah standar.

Mereka tidak melakukannya karena teknologinya hebat.
Mereka melakukannya untuk diri mereka sendiri.
Karena mereka ingin menjadi yang pertama.

Apa yang mereka lakukan hanyalah membuktikan apa yang mereka yakini.

Faktanya, orang-orang akan selalu melakukan hal-hal untuk membuktikan apa yang mereka yakini.

Orang-orang tidak membeli apa yang Anda kerjakan, tetapi mengapa Anda mengerjakannya.

Pelajaran

Jika kita menerapkan konsep golden circle pada konteks bisnis, maka inti dari sebuah bisnis adalah fokus pada orang-orang yang yakin pada apa yang Anda yakini.

Alasan orang membeli iPhone dalam 6 jam pertama, mengantri selama 6 jam, adalah karena apa yang mereka yakini tentang dunia ini, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh semua orang, bahwa mereka yang pertama.

Jika kita selektif dalam menjalankan bisnis, hanya dengan orang-orang yang yakin terhadap unsur MENGAPA kita melakukan bisnis, maka kepercayaan akan hadir.

Kepercayaan mulai hadir ketika kita merasakan bahwa seseorang atau organisasi berjalan karena suatu hal, bukan karena ego atau kepentingan pribadi.

Kepercayaan adalah buah dari perasaan, bukan hasil dari pengalaman rasional.

Maka, tujuan Anda bukanlah untuk berurusan atau berbisnis dengan tiap orang yang membutuhkan sesuatu yang Anda miliki. Tetapi, berurusan atau berbisnislah dengan orang-orang yang percaya dengan apa yang Anda percayai.

Itulah bagian terpentingnya !

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Read More

Bencana di BSI: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

BSI, Bank Syariah terbesar di Indonesia ini mengalami gangguan yang sangat lama. Pelanggan tidak bisa melakukan transaksi hampir di semua channel. Ketika sebuah bank tidak dapat beroperasi secara normal selama lebih dari 4 jam, maka hal itu dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, kerusakan reputasi, dan ketidakpuasan nasabah. Ini adalah bencana. Saya akan menjelaskan kemungkinan penyebab gangguan tersebut, dampaknya, langkah demi langkah untuk menanganinya, dan memberikan saran tentang bagaimana bank dapat mempersiapkan hal seperti ini dengan lebih baik di kemudian hari.
Read More