Bisa jadi hampir sepanjang hidup, Anda bekerja menukar waktu Anda dengan uang. Tapi, pernahkah Anda bertanya (paling tidak pada diri sendiri) bagaimana uang “diciptakan”?
Tahukah Anda?
UANG tidak sama dengan MATA UANG.
Uang adalah penyimpan nilai yang tidak berwujud (intangible).
Mata uang adalah bentuk nyata dari uang.
Emas, perak, platina, beras, garam, dll… adalah uang.
Alih-alih menukar beras dengan emas, Anda dapat membeli beras dengan mata uang.
Tulisan ini mengungkap “fakta gelap” tentang uang yang kebanyakan orang tidak tahu, dan bank tidak ingin Anda mengetahuinya.
Sejarah Singkat Uang
Secara umum, uang bisa dikatakan sebagai alat tukar atas barang ataupun jasa yang diperjualbelikan. Sebelum ada uang, masyarakat bertukar barang kebutuhan satu sama lain, alias barter.
Dalam perkembangannya, uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange), alat satuan hitung (unit of account), dan sebagai alat penyimpan nilai (store of value).
Bentuk uang juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu, mulai dari komoditas penting sehari-hari seperti garam, hingga logam mulia seperti emas dan perak karena tidak mudah rusak.

Muncullah kemudian uang fiat, yaitu jenis uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan diatur melalui undang-undang negara tersebut.
Uang fiat umumnya ada dua jenis, kertas dan logam. Keduanya tidak punya nilai intrinsik, yakni nilai asli pada fisiknya. Misal uang kertas senilai Rp 100 ribu, nilai kertasnya sendiri tidak sebesar itu.
Uang fiat rentan terhadap inflasi, nilai tukarnya sering mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga masyarakat harus membayar lebih banyak di tahun depan untuk barang yang sama.
Di Amerika Serikat, tahun 1913 The US Federal Reserve memastikan bahwa mata uang yang dicetak di backup oleh emas, dan tahun 1944 hingga 1971 diberlakukan sistem Bretton Woods, bank hanya dapat mencetak mata uang sebanyak cadangan emas tertentu.
Namun pada tahun 1971, Dolar AS telah dihapus dari standar emas oleh presiden Richard Nixon. Sejak saat itu, mata uang tidak di backup oleh apapun, dan free floating sesuai mekanisme pasar.
Saat ini, bank dapat mencetak mata uang sebanyak yang mereka inginkan!
Bagaimana Bank Mengendalikan Dunia?
Mata uang dalam bentuk kertas dan koin hanya membentuk 3% uang di dunia. Lalu bagaimana dengan 97% lainnya? Itu hutang!
Mari saya jelaskan…
Pak Fulan ingin membeli rumah, tapi tidak memiliki cukup uang. Sebuah bank memberi pak Fulan pinjaman Rp 700 juta . Uang Rp 700 juta itu tidak ada sebelumnya. Bank itu kemudian “membuatnya” dengan mengetikkan beberapa angka di layar komputer. Jadi ketika pak Fulan mendapatkan pinjaman, dia mendapatkan uang yang dibuat dari angin.
Anda belum tahu ini?
Yang mungkin Anda tahu, bank meminjami uang ke pak Fulan diambilkan dari uang milik nasabah lain yang mereka kelola di tabungan.
Pertanyaannya, ketika bank meminjamkan uang kepada orang lain, yang itu diambilkan dari uang tabungan nasabahnya (termasuk Anda), apakah (catatan) uang Anda di tabungan berkurang? Tidak kan?
Itulah yang disebut dengan Fractional Reserve Banking.
Untuk mengilustrasikan cara kerjanya, kita ambil contoh Anda akan menciptakan ekonomi baru, dan Anda menambahkan Rp 1 miliar pertama ke sistem.
- Anda menyetor Rp 1 miliar ke rekening bank. Sistem sekarang memiliki Rp 1 miliar.
- Anda memutuskan bahwa bank boleh meminjamkan 90% kepemilikannya. Bank kemudian meminjamkan Rp 900 juta kepada nasabah lainnya, masuk di akunnya.
- Nasabah tersebut meminjam Rp 900 juta, dan Anda masih memiliki Rp 1 miliar di akun Anda, sehingga sistem memiliki Rp 1,9 miliar.
- Nasabah itu kemudian membelanjakan Rp 900 juta yang mereka pinjam itu untuk beli mobil di dealer, dan lalu penerimanya (dealer mobil) itu menyetorkan Rp 900 juta itu ke bank mereka.
- Bank tersebut bisa meminjamkan 90% (Rp 810 juta), dari deposit Rp 900 juta yang baru itu.
- Nasabah mereka lalu meminjam Rp 810 juta. Anda masih memiliki Rp 1 miliar di akun Anda, dan dealer mobil masih memiliki Rp 900 juta uang itu di akun mereka. Jadi sistem sekarang memiliki Ro 2.71 miliar (Rp 1 M + Rp 900 juta + Rp 810 juta).
- Siklus itu, yang dikenal sebagai “money multiplier“, terus berlanjut.
Di sebuah negara, keputusan untuk membolehkan bank meminjamkan 90% atau berapapun, ditentukan dengan rasio cadangan wajib.
Sekarang, mengapa ini penting untuk diketahui?
Di beberapa negara, ketika pemerintah membutuhkan uang, mereka datang ke bank sentral untuk meminta pinjaman. Bank sentral memberi mereka uang yang diciptakan dari angin, dengan imbalan obligasi pemerintah.
Uang yang baru dibuat ini membanjiri sistem, dan mendevaluasi uang yang ada, dan berpotensi menimbulkan inflasi.
Anda semakin hancur.
Saat Anda bekerja keras untuk menghemat uang, bank mencetaknya dan merusak tabungan Anda. Para bankir menghasilkan milyaran saat Anda bekerja untuk sejumlah kecil uang.
Jadi apa yang harus Anda lakukan kalau Anda punya uang?
Investasi!
Selain mencetak uang, bank juga berinvestasi dalam aset, dan membuat uang mereka bekerja untuk mereka. Dan Anda bisa melakukan hal yang sama.
Bagaimana bisa investasi kalau belum punya cukup uang? Ini caranya .
Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.