Kita semua sangat paham bahwa apapun yang ada di dunia ini punya batasan waktu. Tidak ada yang kekal, dan tidak ada perkecualian bagi setiap makhluk. Berlaku sama pada semuanya.

Elon Musk, manusia terkaya di dunia sekarang, dan Anda setara dalam hal ini. Jeff Bezoz, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Donald Trump, Kim Kardashian, Raja Salman, Presiden Jokowi sama dan setara dengan Anda. Para CEO hebat di Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka juga sama dan setara dengan Anda.

Mereka semua punya batasan waktu.

Albert Einstein mati, Steve Jobs juga mati. Di depan kematian, Anda dan mereka setara. Jangankan di depan kematian, bahkan dengan virus corona saja mereka tidak bernasib berbeda dengan Anda.

Hakikat Dunia

Setiap muslim paham, sekaligus sangat sering lupa bahwa dunia itu hanya lewat, dan akherat adalah tujuan kita sebenarnya. Selalu kita tertipu dengan gemerlapnya kekayaan, bangganya ketenaran, dan gilanya kita pada kekuasaan.

Semua nikmat dunia yang sejatinya banyak menimbulkan keletihan tiada henti, dan kesengsaraan silih berganti.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal yaitu kegelisahan yang terus-menerus, keletihan yang berkelanjutan, dan penyesalan yang tidak pernah berhenti”. [1]

Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, tetapi orang yang tujuannya dunia, akan dicerai beraikan urusannya, dan dijadikan kefakiran di hadapannya, sehingga ia selalu terus merasa kurang dan tidak puas.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ، وَأَتَـتْهُ الدُّنْيَا وَهِـيَ رَاغِمَةٌ

“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina”. [2]

Dunia akan datang kepada Anda seukuran dengan apa yang telah Allah tetapkan untuk Anda. Itulah mengapa, meskipun Anda meniru persis apa yang Elon Musk lakukan, apa yang Anda dapatkan tidak akan sama. Bisnis bisa sama persis ditiru, rezeki tidak.

Adapun orang yang tujuannya adalah akhirat, maka Allah kumpulkan seluruh urusannya, Allah menjadikan hatinya itu merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan, dan dunia akan datang dalam keadaan hina.

Mungkin Anda bertanya, mengapa kebanyakan pemilik kekayaan di dunia ini bukan dari golongan Muslim ? Karena, dengan keadilan-Nya, Allah Azza wa Jalla juga memberikan balasan amal kebaikan kepada mereka di dunia ini, tapi tidak di akhirat kelak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mendzhalimi kepada orang mukmin satu kebaikan pun, dia akan diberi (rezeki di dunia) dengan sebab kebaikannya itu, dan akan di balas di akhirat. Adapun orang kafir, maka dia diberi makan dengan kebaikan-kebaikannya yang telah dia lakukan karena Allah di dunia, sehingga jika dia telah sampai ke akhirat, tidak ada baginya satu kebaikan pun yang akan dibalas”. [3]

Orang yang bahagia adalah orang cukup dan puas dengan rezeki yang Allah Azza wa Jalla berikan.

Kita mengetahui hadits ini, sering membacanya, tapi hati ini belum juga tersentuh untuk akhirnya menyadari. Entah menunggu apa, entah sampai kapan.

Pribadi Sukses

Sukses bagi sebagian orang memang identik dengan harta berlimpah, luxurios home, mobil mahal, pergaulan kelas atas, punya yayasan sosial, aktif berdonasi. Sesuatu yang tidak dipunyai oleh orang kebanyakan.

Sebagian lagi ada orang yang pintar bukan main. Mempunyai sederetan gelar akademis, jurnal ilmiahnya tersebar di banyak institusi, sangat piawai tentang bisnis, ahli dalam hal politik, lihai dalam urusan hukum, semuanya jadi satu.

Beberapa orang menduduki kursi pimpinan di lembaga pemerintahan. Ada juga yang menjadi bos di kerajaan bisnisnya. Mereka punya kuasa atas orang-orang yang berada di bawahnya. Dunia dalam genggaman.

Tetapi pribadi sukses bukan hanya tentang kaya raya, bukan tentang pintar, bukan tentang kekuasaan di dunia.

Setiap mukmin paham, sukses yang utama bukan dalam urusan dunia saja. Sukses yang sesungguhnya adalah jika kita kelak bisa meraih surgaNya.

Bahkan Anda bisa sukses tanpa harus menunggu kaya raya, pintar, dan berkuasa. Tapi orang yang kaya raya, pintar, dan berkuasa bisa juga menjadi pribadi yang sukses. Dalam hal ini, Anda akan bisa jauh melebihi Elon Musk.

Terdengar klise dan utopia ? Skeptis ?

Jika iya, dan Anda mengaku muslim, jelas ada yang salah dengan keimanan Anda.

Pintar Urusan Dunia Tapi Bodoh Urusan Akhirat

Banyak orang yang memiliki sederetan gelar akademis begitu banyak, punya jabatan dan keuasaan yang tinggi, kaya raya luar biasa, namun sayang ibadahnya berantakan. Ilmu agama yang dipahaminya masih sangat minim, atau malah tidak ada. Parahnya lagi, ia tak punya keinginan untuk belajar atau menambah ilmu akhirat. Kalah dengan ilmu dunianya yang terus ia kejar dengan penuh semangat.

Masalah terbesar di kalangan umat Muslim adalah kebodohan terhadap agamanya (ilmu dien). Seharusnya, tanpa melalaikan ilmu dunia, ilmu agama harus diprioritaskan karena hukum dan manfaatnya jauh lebih tinggi dibanding ilmu duniawi. Bukan malah terbalik.

Saat ini, sebagian besar umat Muslim lebih mementingkan ilmu dunia dan cenderung melupakan ilmu dien.

Bahkan di antara kita ada yang mengatakan bahwa kita harus seimbang antara dunia dan akhirat. Maka pada hakikatnya perkataan itu hanyalah usaha untuk menutupi kebodohan terhadap ilmu dien.

Bagaimana bisa dikatakan seimbang, saat dia tidak mengetahui syarat Laa Ilaha Illallah serta pembatal-pembatalnya, konsekuensi 2 kalimat syahadat, rukun-rukun shalat, dan ilmu-ilmu dasar lainnya. Sementara dia mengetahui sekian banyak ilmu dunia, bisnis, akuntansi, teknologi, marketing, dan ilmu yang bersifat duniawi secara mendetail.

Dia bingung saat ditanya anaknya, “Ayah, apakah Allah punya wajah ?”. Atau saat dia terdiam ketika ditanya istrinya, “Pak, istihadhah itu apa ?”. Padahal dia sangat luar biasa lancar saat menjadi keynote speaker di suatu seminar yang membahas tentang growth hacking.

Sebenarnya, mendalami ilmu-ilmu dunia adalah tidak tercela, namun yang dicela adalah ketika ilmu-ilmu tersebut mereka kuasai, tapi ilmu dien sama sekali mereka tidak tahu.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة

“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”.

(HR. Al-Hakim)

Padahal dunia hanya sementara , seperti orang yang melakukan perjalan panjang, kemudian istirahat sebentar, lalu melanjutkan perjalanan lagi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِى وَ مَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَوَ تَرَكَهَا

“Apa peduliku dengan dunia !? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.”

Jika Anda selalu berusaha berjalan di atas ilmu dien, dan dalam setiap apa yang Anda lakukan selalu membawa manfaat untuk orang lain, selalu berusaha mengevaluasi lalu memperbaiki diri, maka Anda lah orang sukses sebenarnya. Kekayaan hanyalah bonus yang akan menyertai.

Catatan Kaki :

[1] Ighâtsatul Lahafân, I/87-88 dan lihat Mawâridul Amân al-Muntaqa min Ighâtsatil Lahafân, hlm. 83-84

[2] Shahih: HR. Ahmad, V/183; Ibnu Mâjah, no. 4105; Ibnu Hibbân, no. 72-Mawâriduzh Zham-ân; dan al-Baihaqi, VII/288 dari Sahabat Zaid bin Tsâbit Radhiyallahu anhu. Lafazh ini milik Ibnu Mâjah.

[3] HR. Muslim, no: 2808, dari Abu Hurairah. Lihat as-Shahîhah, no: 53

Free 3 Kunci Miliarder Sukses



Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Pikiran bawah sadar
Read More

Rahasia Pikiran Bawah Sadar Anda

Pikiran bawah sadar memegang peran penting bagi kehidupan Anda. Semua memori, nilai-nilai hidup Anda, keyakinan kebenaran Anda, kepribadian, program-program, tersimpan dengan baik di bawah sadar. Bahkan semua informasi yang masuk tanpa sepengetahuan pikiran sadar kita pun ia simpan
Read More