Saya tahu orang seperti apa yang pada sebagian besar masa hidupnya kemungkinan akan selalu mendapatkan kesulitan.

Bukan yang malas. Bukan yang bodoh. Tapi yang lapar. Lapar sekarang juga.


Bayangkan kamu anak kecil. Umur empat tahun. Ditinggal di ruangan sepi. Di depanmu, di atas meja, ada satu marshmallow. Manis, kenyal, putih bersih. Godaan murni.

Lalu seorang dewasa tersenyum dan bilang, “Kamu boleh makan ini sekarang. Tapi kalau kamu sabar lima belas menit, nanti saya kembali dan memberimu satu lagi. Jadi kamu dapat dua.” Lalu dia pergi.

Lima belas menit. Bagi anak kecil, itu sangaaaat lama. Ruangan sepi. Tidak ada mainan. Cuma ada kamu, meja, dan godaan lengket itu.

Ini bukan sekadar eksperimen psikologi usang dari tahun 70-an. Ini adalah miniatur kehidupan yang dipadatkan dalam seperempat jam. Satu marshmallow sekarang, atau dua nanti. Kenikmatan instan, atau kemenangan yang tertunda.

Bertahun-tahun kemudian, anak-anak yang sanggup menatap marshmallow itu tanpa menyentuhnya, mereka yang menahan liur, yang menyiksa diri dalam penantian, hidup mereka lebih baik. Sekolah lebih tinggi, badan lebih sehat, rekening lebih gemuk.

Tentu, ceritanya tidak sesederhana itu. Ada yang bilang ini soal latar belakang ekonomi. Anak dari keluarga pas-pasan, melihat marshmallow itu mungkin seperti melihat harta karun. Besok belum tentu ada lagi. Sikat sekarang selagi bisa. Masuk akal.

Tapi intinya tidak pernah berubah.

Orang yang gagal adalah mereka yang selalu memilih satu marshmallow hari ini.


Lihat saja di sekitarmu. Gaji masuk rekening jam satu siang, jam tiga sore sudah ludes di keranjang oranye. Seolah-olah uang itu api yang harus segera dipadamkan dengan tagihan dan paket liburan.

Dapat promosi. Gaji naik tiga juta. Cicilan mobil nambah empat juta. Matematika macam apa itu? Itu bukan matematika. Itu nafsu. Itu ketidaksabaran yang merusak.

Mereka menukar potensi masa depan, sebuah kerajaan yang bisa dibangun pelan-pelan, hanya untuk permen hari ini.

Mereka ingin perut kenyang sekarang, meski besok harus mengemis. Mereka ingin terlihat hebat sekarang dengan ponsel baru, meski tiga bulan lagi dikejar penagih utang. Mereka ingin healing sekarang, meski lusa batin mereka makin meradang karena dompet yang kosong.

Jadi, siapa orang yang pada sebagian besar masa hidupnya selalu dalam kesulitan?

Dia adalah orang yang tidak sanggup menderita sedikit hari ini untuk kebahagiaan yang lebih besar besok. Orang yang melihat investasi, menabung, atau belajar sebagai siksaan, bukan sebagai jembatan.

Mereka selalu dalam kesulitan. Bukan karena takdir.
Tapi karena mereka terlalu sibuk mengunyah marshmallow hari ini, sampai lupa ada istana yang harus dibangun untuk hari esok.


Elite Success Blueprint Banner


Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Pikiran bawah sadar
Read More

Rahasia Pikiran Bawah Sadar Anda

Pikiran bawah sadar memegang peran penting bagi kehidupan Anda. Semua memori, nilai-nilai hidup Anda, keyakinan kebenaran Anda, kepribadian, program-program, tersimpan dengan baik di bawah sadar. Bahkan semua informasi yang masuk tanpa sepengetahuan pikiran sadar kita pun ia simpan
Read More