Business & Technology

Krisis layanan digital BSI pada Februari 2025 mengungkap kelemahan dalam sistem dan komunikasi mereka. Nasabah panik, layanan lumpuh, dan kepercayaan runtuh. Masalah ini bukan pertama kali, setelah insiden ransomware 2023 yang masih menyisakan luka. Kasus ini mengingatkan pada skandal Yahoo dan Volkswagen—di mana transparansi yang buruk memperburuk dampak krisis. Bagaimana BSI bisa pulih? Kunci utamanya ada pada komunikasi proaktif, kompensasi nasabah, serta audit keamanan. Di era digital, kepercayaan lebih mahal dari sekadar teknologi.

DeepSeek, startup AI dari China, mengguncang Silicon Valley dengan efisiensi biaya 1/1000 dibanding raksasa seperti OpenAI. Dengan filosofi "AI adalah permainan kecerdasan, bukan uang," DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi bisa melampaui batas dana dan teknologi. Saham NVIDIA anjlok US $560 miliar, investor panik, dan masa depan dominasi teknologi global kini dipertanyakan. Kisah ini membuktikan bahwa keterbatasan bisa menjadi katalis inovasi.

2025 akan jadi tahun di mana batas manusia-mesin semakin kabur. Dari robot pengantar paket yang menggantikan kurir, lagu ciptaan AI masuk Billboard, hingga perusahaan software tanpa karyawan manusia—dunia bergerak lebih cepat dari perkiraan. Tapi di balik kemajuan, ada ancaman: PHK massal di sektor administratif, pandemi digital virus AI, hingga emisi global yang tembus rekor. Siapkah kita ketika dokter AI mendiagnosis penyakit lebih akurat dari manusia, atau ketika avatar virtualmu menghadiri rapat? Artikel ini bukan sekadar prediksi. Ini peringatan: adaptasi atau punah.

Kodak, Nokia, dan wartel adalah contoh nyata bagaimana perubahan bisa menenggelamkan yang tidak siap. Di era AI, bisnis besar tumbang karena pelanggan beralih ke tools seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude. Dari call center hingga jasa penerjemah, AI merevolusi layanan, menggantikan yang lambat dan konvensional. Apakah Anda siap menghadapi gelombang perubahan ini? Seperti Jeff Bezos dan Carnegie yang membaca tanda zaman, hanya yang beradaptasi yang akan bertahan. Dunia tidak menunggu. Yang diam, akan tenggelam. Yang bergerak, akan menemukan jalannya.

Sebagai pelaku industri teknologi selama 25 tahun lebih, saya menyaksikan langsung transformasi digital mengubah lanskap pendidikan global. Namun, ketika Wapres Gibran mengusulkan implementasi coding di sekolah dasar dan menengah, pertanyaan pentingnya bukan sekadar "bagaimana mengajarkan coding", tapi "bagaimana mempersiapkan generasi yang tidak hanya mahir teknologi, tapi juga berakhlak mulia." Kita akan mentelaah denga dalam tentang keseimbangan antara kemajuan digital dan kearifan lokal dalam pendidikan Indonesia.