GPT-5 Gratis? Tunggu Dulu, Ada Trik Shrinkflation di Baliknya!

Dulu, AI terasa seperti teknologi masa depan yang hanya bisa diakses segelintir orang.
Kini, semuanya berubah. AI hadir di mana-mana, dari mesin pencari hingga aplikasi perkantoran, dari chatbot hingga asisten pribadi.

Tapi, di balik gebrakan ini, ada pertanyaan besar yang harus kita ajukan: apakah kita benar-benar mendapatkan AI yang lebih canggih, atau hanya versi yang lebih “hemat biaya” dengan kemasan baru?

Lihat saja strategi para raksasa teknologi.

Google menyelipkan AI ke dalam setiap layanan—Gmail, Google Search, hingga Docs—memaksa pengguna untuk tetap dalam ekosistemnya.


OpenAI melangkah lebih jauh, menggembar-gemborkan GPT-5 sebagai AI serbaguna yang bisa melakukan segalanya dalam satu sistem.


Anthropic, dengan Claude-nya, justru mengambil jalur berbeda, membangun AI yang lebih fleksibel untuk pengembang software.

Di atas kertas, semuanya terdengar seperti inovasi.
Tapi, ada sesuatu yang terasa janggal. Apakah model AI terpadu ini benar-benar solusi? Atau ini hanya trik shrinkflation, di mana fitur-fitur lama dipadatkan dalam satu sistem dengan janji “lebih baik,” padahal sebenarnya ada yang dikorbankan?

Sebagai pengguna, kita harus jeli. AI yang makin terintegrasi mungkin tampak praktis, tapi apakah itu berarti lebih unggul—atau justru makin dikendalikan oleh segelintir perusahaan besar?

ChatGPT Dulu Simpel, Sekarang Makin Ribet?

Beberapa hari lalu, ~Sam Altman buka kartu~. OpenAI mengumumkan roadmap baru yang bakal mengubah cara kita menggunakan ChatGPT.

Dulu, ChatGPT itu simpel. Tinggal ketik pertanyaan, dapat jawaban. Tidak ada pilihan model, tidak ada pengaturan yang bikin pusing. Tapi sekarang? Pengguna dihadapkan pada berbagai opsi: GPT-4o, o1, o3-mini, dan lainnya.

OpenAI berjanji, semua kebingungan ini akan berakhir dengan GPT-5. Model ini diklaim akan lebih sederhana, gratis (atau hampir gratis), dan menyatukan semua kemampuan dalam satu sistem.

Dalam beberapa minggu ke depan, GPT-4.5 (Orion) akan menjadi model “klasik” terakhir sebelum GPT-5 mengambil alih. Bedanya, GPT-5 bukan sekadar upgrade biasa. Ini adalah pergeseran besar menuju model terpadu (unified system), di mana teknologi o3 akan digabungkan ke dalam satu AI yang menangani semuanya.

Kedengarannya menarik? Bisa jadi. Tapi di balik itu, ada yang namanya shrinkflation.
Seperti merek makanan yang mengecilkan ukuran kemasannya tapi mengklaim “lebih kaya rasa,” OpenAI juga menyederhanakan pilihan model.

Tapi apakah ini benar-benar lebih baik, atau hanya cara lain untuk mengurangi biaya operasional sambil tetap terdengar futuristik?

Satu Model AI untuk Semua, Tapi Lebih Baik atau Malah Serba Tanggung?

OpenAI tidak hanya merombak model, tapi juga cara kita menggunakan ChatGPT.
Kini, O1 dan o3-mini tidak lagi sekadar menangani teks. Mereka bisa mengelola file, memahami gambar, bahkan melakukan analisis lebih dalam. Dan puncaknya? Semua itu akan digabungkan dalam satu antarmuka GPT-5.

Bayangkan, Anda bisa berbicara dengan AI, meminta gambar, atau mencari informasi tanpa harus repot memilih model tertentu. Tidak perlu lagi bolak-balik mengganti pengaturan. Anda cukup memberi perintah, dan GPT-5 akan menangani semuanya secara otomatis.

Kedengarannya keren. Tapi ada satu pertanyaan: apakah ini benar-benar peningkatan, atau justru pemangkasan fitur yang dikemas ulang?

Ini seperti restoran cepat saji yang mengecilkan ukuran burger, lalu mengklaim rasanya lebih kaya.

mini burger -- shrinkflation

AI terpadu juga begitu—di atas kertas, seolah-olah lebih lengkap. Tapi kalau setiap fungsi jadi lebih “standar,” apakah ini masih lebih baik daripada model khusus yang sebelumnya bisa dipilih sesuai kebutuhan?

GPT-5 Gratis, Tapi Cerdasnya Segitu-Gitu Aja?

OpenAI punya strategi baru soal harga. Versi gratis tetap ada, bahkan bisa digunakan tanpa batas. Tapi ada satu catatan: Anda hanya dapat akses ke “kecerdasan standar.”

Kalau mau lebih? Silakan upgrade ke versi Plus atau Pro. Paket ini menjanjikan kecerdasan lebih tinggi, bahkan katanya mendekati level AGI.

Ini pola yang sudah sering kita lihat.
Terlihat murah hati di awal, tapi kalau mau fitur yang benar-benar berguna, ya harus bayar.

Seperti shrinkflation di industri makanan—kemasannya tetap besar, tapi isinya dikurangi.
AI ini juga begitu. Sekilas tampak lengkap, tapi fitur-fitur terbaiknya sengaja “dipecah” agar bisa dijual terpisah.

Jadi, apakah ini benar-benar kemajuan? Atau kita justru dipaksa membayar lebih untuk sesuatu yang dulu sudah kita nikmati secara gratis?

Deep Research Lebih Mudah Diakses atau Cuma Dibagi-Bagi?

Sebelumnya, fitur Deep Research hanya untuk pengguna Pro. Sekarang? OpenAI “membuka akses lebih luas.” Pengguna Plus dapat 10 pencarian per bulan, sementara yang gratis cuma kebagian 2. Kalau mau lebih? Bayar per pemakaian.

Sekilas, ini terdengar seperti langkah positif—lebih banyak orang bisa mencoba fitur canggih ini. Tapi kalau dilihat lebih dalam, ini juga pola shrinkflation.

Fitur yang dulu eksklusif sekarang memang lebih “terjangkau,” tapi jumlahnya terbatas. Ini seperti restoran yang dulu memberi free refill, lalu tiba-tiba membatasi jadi dua gelas saja. Anda tetap bisa minum, tapi kalau haus lebih, ya bayar ekstra.

Jadi, apakah ini bentuk inovasi? Atau hanya strategi agar pengguna pelan-pelan terbiasa membayar lebih untuk sesuatu yang dulu tidak seketat ini?

Takeaway

ChatGPT belakangan ini seperti mesin jackpot. Penuh dengan kombinasi model yang bikin pengguna mencoba-coba, berharap menemukan yang paling pas.

Tapi bukannya lebih simpel, justru makin rumit. Pengguna harus memilih antara GPT-4o, O1, o3-mini, dan lainnya. Bagi sebagian orang, ini membingungkan.

OpenAI menjanjikan bahwa GPT-5 akan menyederhanakan semua itu. Model terpadu. Satu AI untuk semua tugas. Lebih praktis. Lebih cepat. Bahkan, katanya hampir gratis.

Namun, pertanyaannya: apakah ini benar-benar penyederhanaan? Atau justru bentuk lain dari shrinkflation? Apakah model baru ini tetap mempertahankan kualitas, atau malah mengurangi “porsi” kemampuan yang dulu kita nikmati?

Sebagian orang skeptis. Mereka melihat ini sebagai trik bisnis. Dengan menyatukan model dalam satu sistem, OpenAI bisa lebih leluasa mengatur di balik layar. Anda tak tahu lagi apakah sedang berbicara dengan model terbaik, versi hemat, atau bahkan AI yang sengaja dibuat lebih “bodoh” untuk mengurangi biaya operasional.

Raksasa AI lain juga menerapkan strategi serupa:

  • Google menyatukan Gemini di semua layanan. Mau pakai AI? Gunakan Gemini di Google Search, Gmail, dan Workspace.
  • Anthropic fokus ke pengembang dengan model hybrid yang bisa menangani tugas berat lewat API, berharap meraup miliaran dolar dari bisnis ini.
  • OpenAI dengan GPT-5, berusaha menjadikan satu model sebagai solusi universal.

Apakah ini akan memberi pengalaman AI yang lebih baik? Atau justru membuat kita makin tergantung pada sistem yang semakin tertutup?

Inovasi atau Sekadar AI Versi Hemat?

Setelah bertahun-tahun menambah fitur dan kompleksitas, OpenAI kini kembali ke kesederhanaan. GPT-5 akan hadir dalam bentuk yang lebih terintegrasi, bahkan mungkin gratis.

Namun, di balik janji kemudahan ini, ada pertanyaan besar: Apakah ini benar-benar peningkatan? Atau sekadar strategi shrinkflation digital—kemasan baru yang tampak lebih praktis, tetapi diam-diam mengurangi fleksibilitas dan kualitas yang selama ini kita nikmati?

Akankah model terpadu ini mengubah cara kita berinteraksi dengan AI, atau justru menjebak kita dalam ekosistem yang semakin tertutup?

Waktu yang akan menjawab.

Tapi satu hal yang pasti, kita sebagai pengguna harus tetap kritis. Jangan hanya terpikat oleh janji gratis, tapi juga pahami apa yang benar-benar kita dapatkan (atau yang hilang).

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.


*Catatan Untuk Pemula

Buat yang masih bingung, model terpadu (unified intelligence model) itu AI yang bisa melakukan banyak hal dalam satu sistem. Dari menjawab pertanyaan, membuat dokumen, hingga analisis data—semua dalam satu tempat.

Contohnya? Google menyatukan Gemini ke dalam Gmail dan Google Docs. Anda bisa minta AI bikin email, rangkum dokumen, bahkan bantu analisis spreadsheet.

Kenapa perusahaan AI memilih model ini?

  • Lebih Hemat Biaya – Menjalankan satu AI multifungsi lebih murah dibanding memelihara banyak model khusus.
  • Menjaga Pengguna Tetap di Ekosistem – Kalau semua fitur AI sudah ada di satu layanan, pengguna jadi sulit pindah ke platform lain.
  • Menargetkan Segmen Tertentu – Seperti Anthropic yang fokus ke pengembang dengan model hybrid mereka.

⠀Dampaknya buat pengguna biasa?

  • Lebih Praktis, tapi Bisa Kurang Spesifik – AI serba bisa belum tentu seakurat model yang dirancang untuk tugas tertentu.
  • Ketergantungan yang Meningkat – Begitu AI sudah menyatu ke semua layanan, Anda mungkin tak punya banyak pilihan selain terus menggunakannya.

Pertanyaannya, apakah ini benar-benar inovasi yang menguntungkan pengguna, atau hanya cara baru perusahaan AI mengunci ekosistem mereka?


Kode Voucher Diskon 50% : CGPT50

Konten iklan ini dipilihkan oleh Google sesuai kebiasaan Anda akses informasi
0 Shares:
You May Also Like
Generative AI: Kecerdasan Buatan Yang Mampu Menerobos Batasan Kreativitas dan Inovasi Manusia
Read More

Generative AI: Kecerdasan Buatan Yang Mampu Menerobos Batasan Kreativitas dan Inovasi Manusia

Generative AI, telah merevolusi kreativitas dan pemecahan masalah. Dengan machine learning dan neural network sebagai dasarnya, model-model seperti ChatGPT dan DALL-E belajar dari kumpulan data besar untuk menghasilkan output yang mengesankan. Mereka unggul dalam berbagai bidang, mulai dari menciptakan karya seni, membantu penulis, hingga membantu layanan pelanggan dan desain. Namun, ada batasan yang perlu dipertimbangkan, seperti kurangnya pemahaman kontekstual dan perlunya pengawasan manusia. Meskipun demikian, potensi penggunaannya sangat luas, termasuk dalam bidang seperti pendidikan, pemasaran, kedokteran, dan game. Dengan merangkul Generative AI, kita dapat membuka kemungkinan tanpa batas, menjadi bagian dari revolusi teknologi, dan berkontribusi dalam membentuk masa depan inovasi.
Read More
Beginilah Cara Menghasilkan Uang Dengan ChatGPT
Read More

Beginilah Cara Menghasilkan Uang Dengan ChatGPT

Pernah bertanya-tanya bagaimana cara menghasilkan uang dengan ChatGPT? Ternyata ia bukan hanya asisten cerdas untuk percakapan sehari-hari, atau membantu Anda untuk lebih kreatif dan produktif, tetapi ia juga bisa menjadi sumber penghasilan Anda yang menjanjikan. Kita akan menjelajahi beragam bidang untuk menemukan peluang yang menarik dałam meraih kesuksesan finansial Anda, dengan bantuan ChatGPT, dan inilah 50 ide dan cara untuk menghasilkan uang dengan menggunakan ChatGPT
Read More
Cara Memulai Penerapan Kecerdasan Buatan (AI) Di Perusahaan Anda
Read More

Cara Memulai Penerapan Kecerdasan Buatan (AI) Di Perusahaan Anda

Artikel ini membahas faktor-faktor penting dan langkah-langkah yang diperlukan bagi perusahaan untuk memasuki dunia kecerdasan buatan (AI) dengan sukses. Menjadi perusahaan AI yang baik bukanlah hal yang misterius, melainkan melibatkan proses yang terstruktur. Dengan proyek percobaan, pembentukan tim AI, pengembangan strategi, komunikasi yang efektif, dan komitmen terhadap pembelajaran dan iterasi berkelanjutan, perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif di era AI. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, dan berinvestasi dalam riset dan pengembangan berkelanjutan, perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI dan meraih keunggulan kompetitif di era AI yang terus berkembang.
Read More